Buya Arrazy: Makam Sunan Bonang yang Asli di Pulau Bawean
BOYANESIA -- Raden Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang adalah salah satu anggota Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa pada abad ke-14. Ia adalah putra keempat Sunan Ampel yang makamnya berada di Surabaya.
Sunan Bonang wafat pada 1525 M di Pulau Bawean saat sedang berdakwah. Namun, makam Sunan Bonang selama ini dipercaya ada di dua tempat. Selain di Pulau Bawean, makam Sunan Bonang juga ada di sebelah barat Masjid Agung Tuban.
Lalu, yang mana makam Sunan Bonang yang asli?
Salah satu pendakwah dan ahli tasawuf di Tanah Air, Buya Arrazy Hasyim mengatakan, makam Sunan Bonang yang asli ada di Pulau Bawean. Namun, makam Sunan Bonang di Bawean sendiri diketahui ada dua.
Makam pertama ada di Desa Tambak Barat, Kecamatan Tambak, tapatnya di pinggir pantai. Sedangkan yang satunya lagi ada di Dusun Tampo Desa Pudakit Barat Kecamatan Sangkapura. Makam yang kedua inilah yang menurut Buya Arrazi asli. Bahkan, ia pernah berziarah langsung ke makam waliyullah ini, yang juga dikenal sebagai Makam Jujuk Tampo.
“Syekh Makhdum bin Ibrahim yang kita sebut dengan Sunan Bonang. Saya ziarah ke kuburan beliau yang di Bawean, itu yang asli Pak, di situ insyaAllah,” kata Buya Arrazi dalam salah satu ceramahnya.
“Yang di Tuban itu mungkin petilasannya, wallahua’lam. Kalau orang pakai qalbu dia tahu tuh,” imbuhnya.
Dia pun menceritakan pengamalan seorang temannya yang sering ziarah ke makam Sunan Bonang di Tuban, tapi ternyata tidak ada efek apa-apa. Karena, ketika mengucapkan salam ke makam para wali biasanya akan merasakan sesuatu.
“Akhirnya saya berdoa, ya Allah tunjukin saya di mana aslinya. Ternyata setelah itu diundang oleh salah satu guru dia, Buya Abdul Halim yang punya istri di sana (Bawean). Datang ke sana, itu dahsyat sekali,” ucap Buya Arrazy.
Buya Abdul Halim adalah seorang kiai muda lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir yang lahir pada 10 Desember 1983. Ia kemudian menikah dengan Hj Ainun Barakah, putri almarhum KH Bajuri Yusuf yang merupakan ulama karismatik Bawean sekaligus pendiri Ponpes Hasan Jufri Bawean.
Saat berkunjung ke Pulau Bawean, kemudian Buya Arrazy bertanya kepada Buya Abdul Halim tentang makam Sunan Bonang. “Sampai di sana, ternyata Buya Abdul Halim belum pernah ziarah. Saya tanya, buya anterin saya ya,” kata Buya Arrazy menceritakan.
Kemudian, Buya Abdul Halim memberitahukan bahwa makam Sunan Bonang di Bawean ada dua, yaitu ada di tepi pantai dan ada di tengah hutan. Lalu, Buya Arrazy memilih makam Sunan Bonang yang ada di hutan.
“Akhirnya kita ke hutan, masuk dan itu terasa nikmat dan terasa ada kontak batin, karena jangankan para wali, para syuhada’ pun mereka tidak mati,” jelas Buya Arrazy.
Dia pun mengutip Surat al-Baqarah ayat 154, di mana Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ
Artinya: “Janganlah kamu mengatakan bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Namun, (sebenarnya mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”.
Sebagai informasi, makam Sunan Bonang atau yang oleh mamsyarakat Bawean disebut Makam Jujuk Tampo tersebut terletak di Dusun Tampo Desa Pudakit Barat, Kecamatan Sangkapura, sekitar empat kilometer dari pelabuhan Sangkapura dan satu kilometer dari jalan lingkar Bawean.
Letaknya yang berada di area persawahan dan jauh dari pemukiman penduduk. Area makam Jujuk Tampo terdiri dari dua bangunan utama. Bangunan utama berupa makam Jujuk Tampo dan istrinya. Berjarak 10 meter dari bangunan utama, terdapat bangunan peristirahatan yang memiliki fasilitas kamar mandi, tempat wudhu dan aula peristirahatan bagi peziarah.
Tidak hanya menawarkan wisata religi, makam Jujuk Tampo juga menyajikan pemandangan alam berupa hamparan sawah yang berundak-undak dan luas. Untuk mencapai lokasi, peziarah dapat menggunakan sepeda motor atau mobil.
Khusus peziarah yang memilih menggunakan mobil, maka pejizarah harus turun di batas akhir jalan poros desa. Selanjutnya, harus bejalan kaki sekitar 100 meter untuk mencapai area pemakanan Sunan Bonang tersebut.
Baca Juga:
Wisata Religi di Pulau Bawean, Ada Makam Sunan Bonang
Wisata Air Terjun di Kampung Halaman suami Raisa
Jherat Lanjheng, Kisah Makam Terpanjang di Pulau Bawean
Mau Wisata ke Bawean? Ini Daftar Wisata Pantainya yang Keren