Wisata

5 Wisata Religi di Pulau Bawean, Ada Makam Sunan Bonang

Makam Waliyah Zainab, wali perempuan yang ada di Pulau Bawean

BOYANESIA -- Pulau Bawean tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya yang indah dan pantainya yang masih perawan, tapi juga memiliki banyak destinasi wisata religi yang bisa dikungkungi para wisatawan muslim.

Jika ada yang belum tahu, Pulau Bawean ini dijuluki sebagai “Titik Nun dari Pulau Jawa”. Karena, pulau ini terletak di tengah laut Jawa dan pulau Kalimantan. Jika dilihat dari google maps, pulau ini hanya terlihat seperti titik.

Secara administratif, Pulau Bawean masuk dalam pemerintahan Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Untuk berkunjung ke pulau ini, Anda bisa menyebrang dengan menggunakan kapal di pelabuhan Gresik. Atau juga bisa melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat capung di Bandara Juanda Surabaya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ada banyak makam keramat yang ada di Pulau Bawean. Di antaranya adalah makam Sunan Bonang dan Waliyallah Zainab. Makam-makam para penyebar Islam di Bawean tersebut kini menjadi objek wisata religi.

Lalu apa saja destinasi wisata religi yang ada di Pulau Bawean? Inilah dia lima makam yang sering dikunjungi wisatawan:

1. Makam Waliyah Zainab

Makam Waliyah Zainab Bawean.

Waliyah Zainab merupakan satu-satunya perempuan yang dianggap wali di Indonesia. Dia menjadi salah satu pendakwah yang menyebarkan Islam di Pulau Bawean. Waliyah Zainab adalah cucu dari Sunan Sendang Dhuwur Paciran Lamongan yang menikah dengan cucu Sunan Giri yang bernama Pangeran Sedo Laut.

Melansir dari laman resmi Disparbud Gresik, Waliyah Zainab dikenal juga sebagai Dewi Wardah. Dia adalah putri Kiai Ageng Bungkul atau dikenal dengan Sunan Bungkul, salah seorang Pembesar Kota Surabaya keturunan Raja Majapahit. Dewi Wardah kemudian dinikahkan oleh Sunan Bungkul dengan Raden Paku (Sunan Giri).

Riwayat Waliyah Zainab atau Dewi Wardah juga tertulis di daun lontar yang berbahasa Arab-Pegon di Museum Sultan Hasanuddin, Banten. Dalam keterangannya diceritakan tentang kehidupan Dewi Wardah yang akhirnya wafat dan dikuburkan di belakang Masjid Diponggo yang terletak di Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Bawean.

Makam Waliyah Zainab kini menjadi tempat yang paling banyak diziarahi oleh masyarakat Bawean. Biasanya, masyarakat Bawan banyak mengunjungi makam ini ketika momentum Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha.

2. Makam Sunan Bonang

Makam Sunan Bonag atau Jujuk Tampo di Pulau Bawean. Foto: disparekrafbudpora Gresik

Selama ini makam Sunan Bonang ada di dua tempat, salah satunya di Pulau Bawean. Sedangkan satunya lagi ada di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Namun, selama ini yang banyak dikunjungi peziarah adalah yang ada di Tuban.

Makam Sunan Bonang yang ada di Bawean sendiri ada dua yang dipercaya. Makam pertama ada di Desa Tambak Barat, Kecamatan Tambak, tapatnya di pinggir pantai. Sedangkan yang satunya lagi ada di Dusun Tampo Desa Pudakit Barat Kecamatan Sangkapura.

Makam yang kedua inilah yang percaya keasliannya oleh salah satu pendakwah ternama di Tanah Air, Buya Arrazy Hasyim. Bahkan, ia pernah berziarah langsung ke makam ini, yang juga dikenal sebagai Makam Jujuk Tampo.

Tidak hanya menawarkan wisata religi, makam Jujuk Tampo juga menyajikan pemandangan alam berupa hamparan sawah yang berundak-undak dan luas. Untuk mencapai lokasi, peziarah dapat menggunakan sepeda motor atau mobil.

Khusus peziarah yang memilih menggunakan mobil, maka pejizarah harus turun di batas akhir jalan poros desa. Selanjutnya harus bejalan kaki sekitar 100 meter untuk mencapai area pemakanan Jujuk Tampo.

3. Makam Syekh Maulana Umar Mas’ud

Makam Syekh Maulana Umar Mas'ud di Pulau Bawean. Foto: disparekrafbudpora Gresik

Syekh Maulama Umar Mas’ud merupakan merupakan keturunan dari Pangeran Perigi. Tokoh penyebar Islam di Pulau Bawean ini dikenal juga sebagai Kanjeng Rahadian Tumenggung (R.T.) Panji Cokrokusumo.

Syekh Maulana Umar Mas’ud juga pernah memerintah Bawean dibawah kekuasaan Cakraningrat di Madura. Makam ulama yang satu ini berada di Desa Sungai Teluk Kecamatan Sangkapura, tepatnya di area pemakaman umum Nagasare, berjarak kurang lebih 1,5 kilometer dari pelabuhan Sangkapura.

Makam tersebut berada dalam bangunan berarsitektur Jawa (joglo). Di dalam bangunan tersebut terdapat tiga cungkup utama. Makam Syekh Umar Mas’ud berada di posisi tengah, diapit dua cungkup lainnya. Selain itu, makam beliau juga diberi cungkup dan kelambu berwarna merah muda. Dua sisi nisan bertuliskan aksara arab (kaligrafi) dengan inkripsi yang berbeda.

Obyek wisata religi ini hampir tidak pernah sepi dari pengunjung, tidak kurang dari 100 peziarah yang berziarah ke makam beliau setiap bulannya. Jika Anda berkunjung ke Pulau Bawean, sempatkan diri Anda untuk berziarah ke makam keramat ini.

4. Makam Jujuk Campa

Makam Jujuk Campa Bawean. Foto: disparekrafbudpora Gresik

Makam Jujuk Campa terletak di Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura. Sekitar empat kilometer dari pelabuhan Sangkapura dan 1,5 kilometer dari jalan lingkar Bawean. Makam Jujuk Campa merupakan makam tunggal dengan bangunan yang sudah direnovasi. Berada di area perkampungan penduduk, membuat makam Jujuk Campa sangat gampang dijangkau.

Menurut cerita yang berkembang, Jujuk Campa adalah seorang kepala rombongan dari negeri Campa (Kamboja) yang melakukan perjalanan ke Jawa. Ditengah perjalanan, puteri Campa yang turut serta dalam rombongan sakit dan meninggal di Pulau Bawean, tepatnya di desa Kumalasa. Penduduk setempat menyebutnya dengan kuburan “Mbah Putri”.

Barang-barang peninggalan Jujuk Campa sampai saat ini masih ada dan disimpan rapi di rumah salah satu warga Desa Kumalasa. Seperti halnya makam-makam tokoh lain di Bawean, makam Jujuk Campa juga bernuansa religi dan banyak dikunjungi oleh wisatawan.

5. Wisata Jherat Lanjheng atau Makam Panjang

Makam Jherat Lanjheng Bawean. Foto: disparekrafbudpora Gresik

Destinasi wisata religi yang terakhir adalah Jherat Lanjheng, yang berarti Makam Panjang. Makam ini menjadi salah satu destinasi wisata yang juga banyak dikunjungi wisatawan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Terletak di pinggir pantai, makam ini ternyata menyimpan sebuah kisah yang menarik dan melegenda.

Masyarakat Bawean sendiri banyak mengunjungi makam panjang ini, khususnya saat lebaran. Karena, di sekitar makam ini juga bisa menyaksikan panorama alam yang mengagumkan.

Makam ini berada di penghujung Dusun Tanjung Anyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik. Ketika pertama kali melihat Jherat Lanjheng, Anda pasti akan merasa heran. Karena, ukurannya di luar nalar, yakni memiliki panjang sekitar 11-12 meter.

Itu lah lima wisata religi di Pulau Bawean. Bagi Anda yang suka berziarah, jangan lupa untuk mengunjungi makam-makan keramat tersebut.

Baca Juga:

Wisata Air Terjun di Kampung Halaman suami Raisa

Jherat Lanjheng, Kisah Makam Terpanjang di Pulau Bawean

Mau Wisata ke Bawean? Ini Daftar Wisata Pantainya yang Keren

Dua Pulau Berpasir Putih yang Wajib Dikunjungi di Bawean

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita