Agama

Makna Nuzulul Quran Menurut Buya Yahya

Ilustrasi malam Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan 1444 Hijriah

BOYANESIA -- Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya kitab suci Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap tahun, Nuzul Quran diperingati pada malam 17 Ramadhan, yang kali ini jatuh pada Jumat (7/4/2023) sampai Sabtu (8/4/2023).

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon, Prof KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab dipanggil Buya Yahya menjelaskan tentang makna Nuzulul Quran.

Buya Yahya mengatakan, Alquran tidak hanya diturunkan pada malam Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan saja, tetapi ada tiga fase kitab suci itu diturunkan. Fase pertama, untuk fase pertama turunnya Alquran, kitab suci ini diturunkan ke Lauhul Mahfudz secara keseluruhan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Nuzulul Alquran itu ada beberapa kali, yang pertama adalah Nuzulul Quran ke Lauhul Mahfudz,” ujar Buya Yahya dikutip dari kanal Youtube al-Bahjah TV.

Fase kedua, ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya. Untuk fase kedua turunnya Alquran, kitab suci ini diuturunkan secara utuh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah pada bulan Ramadhan, bertepatan dengan malam Lailatul Qadar.

Kemudian, pada fase ketiga, ini merupakan fase terakhir dari turunnya Alquran. Pada fase ini, Alquran diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW terbentang dalam tempo 23 tahun.

“Itu adalah turunnya Alquran, sehingga waktunya berbeda-beda, bukan pas Lailatul Qadar. Jadi sebetulnya kalau kita kembali kepada istilah merayakan perayaan Nuzulul Quran itu ya maksudnya mengingatkan saja bahwasanya Alquran telah diturunkan untuk kita,” jelas Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, kisah turunnya Alquran pada tiga fase tersebut kini sudah selesai. Karena itu, menurut dia, yang penting saat ini sebenarnya adalah turunnya Alquran yang keempat, yaitu turunnya Alquran ke dalam diri kita.

“Ulama membahas tiga kali turun. Kita tambah satu, yang turun keempat ini yang perlu untuk kita, sudahkah Alquran kita turunkan ke dalam diri kita? Nuzulul Quran ini yang perlu. Adapun Nuzulul Quran yang tiga yang disebut ulama sudah selesai kisahnya,” ujar Buya Yahya.

Dia menambahkan, Alquran diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk umat Islam. Karena itu, menurut dia, umat Islam harus merenungkan apakah Alquran tersebut sudah turun kepadanya, sehingga perilakunya pun sesuai dengan Alquran.

“Akhlaknya Nabi Muhammad adalah Alquran. Nah Alquran untuk siapa? Dari nabi untuk kita. Lalu kita bagaimana? Jangan hanya cerita tentang turunnya Alquran. Sekarang kita perlu merenung turunnya Alquran kepada diri kita sendiri, agar perilaku kita perilaku Alquran, akhlak kita akhlak Alquran, dan semua yang kita lakukan sesuai dengan petunjuk Alquran,” jelas Buya Yahya.

Baca Juga:

4 Tradisi Unik Suku Bawean di Bulan Ramadhan

Sasakbenan, Tradisi Muda-Mudi Bawean yang Terlupakan di Bulan Syaban

Mandiling, Seni Berbalas Pantun Khas Bawean

Pukulan, Olahraga Tinju Khas Bawean

Lagu Daerah Baweah, Obat Rindu untuk Para Perantau

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita