Dhurung, Tempat Nongkrong Khas Suku Bawean
BOYANESIA – Bawean adalah pulau terpencil yang terletak di sebelah utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Salah satu khazanah budaya yang ada di pulau ini adalah Dhurung, yaitu sebuah bangunan tradional yang kerap dijadikan tempat nongkrong suku Bawean.
Dhurung merupakan balai kecil berukuran sekitar 2×3 meter dan merupakan bangunan terpisah dari bangunan rumah utama. Sesuai dengan fungsinya, biasanya Dhurung dibangun di depan rumah orang-orang Bawean.
Dhurung biasanya kerap dijadikan sebagai tempat untuk menerima tamu yang sifatnya nonformal. Dhurung juga difungsikan sebagai tempat untuk sekadar duduk-duduk santai dan beristirahat setelah pulang bekerja, serta mengobrol dengan tetangga sebagai sarana sosialisasi antar warga.
Selain sebagai tempat istirahat dan nongkrong, Dhurung juga difungsikan sebagai lumbung padi atau hasil panen lainnya yang diletakan pada bagian atasnya. Jika dilihat sekilas, Dhurung ini mirip gazebo pada rumah-rumah moderen saat ini.
Dari segi arsitekturnya, bagian rangka dan papan dudukan Dhurung biasanya terbuat dari kayu. Kayu yang digunakan biasanya kayu jati atau kayu lokal yang ada disekitar Bawean. Sedangkan atapnya terbuat dari rumbia yang dalam bahasa bawean disebut dheun.
Bagian yang cukup menarik dari Dhurung ini adalah pada ukiran di beberapa bagian seperti tiang serta adanya jhelepang yaitu semacam jebakan atau penghambat tikus sehingga dapat melindungi lumbung padi.
Meskipun bangunan tradisional Bawean ini sudah tidak banyak lagi, namun keberadaan Dhurung masih bisa ditemui pada rumah-rumah di pulau sekitar Bawean dengan sedikit pergeseran baik dari segi fungsi maupun material yang digunakan.
Saat ini, sebagian besar Dhurung sudah tidak dilengkapi lumbung padi di bagian atasnya dan material atapnya sudah banyak yang menggunakan seng, genteng atau asbes bukan lagi dengan rumbia.
Bagi yang belum tahu Bawean, pulau ini hanya terdiri dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Secara geografis, pulau ini tidak terlalu luas namun dengan keragaman budaya, jenis flora fauna, dan keindahan alam yang dimiliki menjadikan pulau ini cukup menarik untuk dikunjungi.
Untuk sampai ke pulau ini, sobat bisa menempuh perjalanan menggunakan kapal dengan waktu tempuh sekitar tiga sampai empat jam. Kapal cepat ini berangkat dari Pelabuhan Gresik. Sedangkan jika menggunakan pesawat, sobat bisa melalui Bandara Surabaya menuju Bandara Harun Thohir Bawean dan hanya memakan waktu sekitar satu jam.
Baca Juga:
4 Tradisi Unik Suku Bawean di Bulan Ramadhan
Sasakbenan, Tradisi Muda-Mudi Bawean yang Terlupakan di Bulan Syaban
Mandiling, Seni Berbalas Pantun Khas Bawean