4 Fakta Orang Bawean yang Rantau ke Vietnam, Sampai Bangun Masjid
BOYANESIA -- Salam toghellen (bahasa Bawean; saudara)...Orang Bawean adalah salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Suku Bawean dikenal suka merantau, bahkan hingga ke luar negeri.
Selain banyak merantau ke Singapura dan Malaysia, orang Bawean juga tidak sedikit yang merantau ke Vietnam. Di negeri naga biru ini, jumlah ketukunan orang Bawean bahkan mencapai ratusan. Mereka tinggal di pusat kota Ho Chi Minh, Vietnam.
Masyarakat Bawean yang memiliki tradisi Merantau ini pergi ke Vietnam di masa pemerintahan kolonial Belanda. Saat diwawancara BBC pada 2025 lalu, Imam Masjid Al Rahim di Ho Chi Minh Vietnam, Haji Ally menyatakan bahwa ada sekitar 400 orang keturunan Bawean yang tinggal di negara ini dan hampir seluruhnya tidak pernah mengenal tanah leluhurnya.
Tujuan mereka datang ke Vietnam pada awalnya berbeda-beda. Ada yang merantau dan ada juga yang bekerja untuk pemerintah kolonial Prancis yang berkuasa di Vietnam.
Lalu, sebagian besar orang Bawean yang merantau ke sana akhirnya tak dapat pulang ke kampung halaman. Karena, mereka tidak memiliki dokumen kewarganegaraan dan tak lagi memiliki hubungan dengan kerabat di Pulau Bawean Jawa Timur.
Warga Vietnam keturunan Indonesia ini disebut orang Bawean atau Boyan. Orang Bawean ini sebagian besar tinggal di sekitar Masjid Al rahim Malaysia-Indonesia di Distrik 1 Ho Chi Minh, Vietnam.
Baca juga: Boyan, Panggilan Suku Bawean di Singapura dan Malaysia
Berikut 4 Fakta Suku Bawean yang merantau ke Vietnam:
1. Awal Mula Suku Bawean di Vietnam
Sejauh informasi yang diperoleh baik dokumen maupun media, tidak ada kepastian sumber kapan pertama kali suku Bawean datang ke Vietnam. Hanya saja, diperkirakan kedatangan masyarakat Bawean ke Vietnam dimulai sejak masa kolonial penjajahan Belanda, sekitar tahun 1880-an.
Pada masa itu orang Bawean tidak hanya merantau ke wilayah Vietnam saja, tetapi juga ke Malaysia dan Singapura. Ada catatan sejarah yang menyebut bahwa orang Bawean terlebih dahulu tiba di Singapura setelah tahun 1828 M.
2. Tujuan kedatangan suku Bawean ke Vietnam
Menurut salah satu warga Bawean tertua di Vietnam, kedatangan masyarakat Bawean memiliki beberapa alasan. Salah satu tujuan mereka datang ke Vietnam adalah untuk bekerja pada pemerintahan Prancis yang memiliki kekuasaan di Vietnam.
Sedangkan pakar studi Vietnam, Malte Stockhof, yang pernah meneliti tentang keturunan Bawean di Ho Chi Minh mengatakan orang-orang Bawean ini pergi dari daerah asal mereka dengan alasan beragam. “Yang utama ialah untuk menghindari pemerintah kolonial Belanda yang represif, menjalankan tradisi merantau dan dalam perjalanan pergi haji, mereka kemudian singgah di Singapura bekerja untuk menambah ongkos ke tanah suci Makkah, " jelas Stockhof dikutip dari laman resmi National Geographic Indonesia, Selasa (7/3/2023).
Sementara, alasan mereka tidak kembali pulang karena tidak memiliki dokumen kewarganegaraan atau terputusnya komunikasi keluarga dan sanak saudara di kepulauan Bawean yang ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
3. Membangun Masjid di Vietnam
Orang-orang Bawean zaman dulu dikenal relegius. Karena itu, tak heran jika setelah merantau ke Vietnam mereka membangun masjid yang bernama Masjid Al Rahim. Sekarang, salah satu masjid tertua di Vietnam tersebut dimiliki oleh orang-orang Indonesia dan Malaysia.
Dari sejumlah informasi yang ditemukan, Masjid Al Rahim dibangun oleh orang-orang Bawean pada saat Vietnam dijajah oleh Prancis. Saat itu, masyarakat Bawean yang disebut sebagai orang-orang Boyan membangun masjid tersebut dari kayu.
Kini, sebagian besar masyarakar Bawean tinggal di sekitar di Masjid Al Rahim Kota Ho Chi Minh. Menurut Keterangan Imam Haji Ali, Masjid Al Rahim sudah berdiri sejak 1885 M. Setelah itu, masjid mengalami beberapa perubahan bangunan dengan dana dari sumbangan donatur.
4. Status Kewarganegaraan
Dari penjelasan salah satu warga Bawean di Bawean, status kewarganegaraan mereka secara tertulis sebagai warga Vietnam. Namun, pada awalnya masyarakat Bawean mengalami kesulitan dalam hal administrasi, termasuk untuk mengurus KTP.
Orang Bawean pindah ke Vietnam sebelum status Vietnam merdeka, sehingga status kewarganegaraan warga Bawean pun menjadi tidak jelas, bahkan Vietnam tidak menerima KTP warga Bawen yang dikeluarkan oleh pemerintah Prancis, karena status mereka tertulis sebagai warga melayu. Kemudian, etnis Cham di Vietnam menawarkan orang Bawean untuk menjadi bagian dari etnis mereka, karena merasa sama-sama muslim.
Namun, warga bawean menolak. Mereka tidak mau disamakan dengan etnis Cham. Karena, warga Bawean ini sudah sangat lama tinggal di Vietnam. Hingga akhirnya, pemerintah Vietnam pun mengakui mereka dengan sebutan Indonesia saja.
Demikian beberapa fakta dari orang Bawean yang merantau ke Vietnam. Wallahu a’lam bis shawab, dan hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Baca juga:
Sejak Kapan Pulau Bawean Ada Penghuninya?
Suku Bawean Berasal dari Mana?
Tiga Fakta Unik Suku Bawean, Hobinya Merantau ke Luar Negeri
Pulau Bawean, Tempat Persinggahan Para Pelaut
Cerita Laut Majapahit Saat Temukan Pulau Bawean