Suku Bawean Berasal dari Mana?
BOYANESIA -- Salam toghellen (saudara) Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki aneka ragam suku bangsa. Berdasarkan Sensus BPS 2010, terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air ini. Suku Bawean adalah salah satu suku yang belum banyak dikenal di Indonesia.
Jadi, dari mana kah Suku Bawean berasal?
Suku Bawean terbentuk karena terjadi percampuran antara orang Madura, Melayu, Jawa, Banjar, Bugis dan Makassar selama ratusan tahun di pulau Bawean, Gresik. Dengan adanya akulturasi budaya, beberapa bahasa Bawean pun memiliki kemiripan dengan bahasa berbagai suku tersebut.
Sementara, dalam buku "Bawean dan Islam", Jacob Vredenbregt menjelaskan, Pulau Bawean dihuni oleh penduduk yang berasal dari Madura, akan tetapi kapan proses ini dimulai tidak dapat dipastikan. Lekkerkerker (1935:47) berpendapat bahwa hal ini diperkirakan terjadi sesudah 1350 M.
Sampai 1743 M, pulau ini berada di bawah kekuasaan Madura; raja Madura terakhir adalah Tjangraningrat IV dari Bangkalan. Pada tahun itu, VOC menduduki pulau ini dan memerintahnya lewat seorang prefect.
Walaupun di sini penduduknya berasal dari Madura, lama-lama terbentuk lah kebudayaan baru yang terpisah dari Madura. Penduduk Pulau Bawean kemudian makin banyak berorientasi ke daerah perantauan, khususnya Singapura dan pesisir barat Melayu, sehingga unsur-unsur kebudayaan Melayu mulai berpengaruh dalam kebudayaan Madura yang asli.
Kelompok penduduk lain yang sejak dulu ikut menghuni Pulau Bawean adalah penduduk dari Sulawesi Selatan. Saat itu, nelayan Bugis yang menemukan tempat nafkahnya di perairan yang kaya akan ikan di sekeliling pulau, kemudian mendapatkan istrinya yagn kedua di Bawean.
Sedangkan penghuni Bawean yang berasal dari Jawa berada di Bawean Utara, tepatnya Desa Ponggo. Bahasa Jawa, meskipun sudah dalam bentuk yang sangat berubah, sampai sekarang masih dipakai oleh masyarakat Desa Ponggo.
Selanjutnya, kelompok yang datang di pulau ini adalah pedagang Palembang yang di Bawean disebut "Kemas". Menurut Jacob, kelompok penduduk ini telah memberi warnanya kepada pulau ini. Lagi pula, hasrat merantau orang Bawean juga telah membawa pengaruhnya terhadap komposisi rasial di pulau ini.
Jacob mengungkapkan, orang Bawean di Singapura juga sering mengambil anak-anak Cina sebagai anak angkatnya dan membawa mereka kembali ke pulau Bawean, sehingga mereka berbaur dengan penduduk Bawean.
Selain itu, menurut Jacob, beberapa orang Bawean yang bermukim di Makkah untuk waktu yang lama juga ada yang menikah dengan wanita Arab dan kadang-kadang mereka membawa kembali keturunannya ke pulau ini.
Namun, berapa besar jumlah dari berbagai kelompo etnis tersebut yang pernah menghuni dahulu dan sekarang, tidak dapat dipastikan.