Agama

Meresapi Nasihat Ramadhan, Puisi Gus Mus

KH Mustofa Bisri atau Gus Mus

BOYANESIA -- Puisi KH Mustofa Bisri (Gus Mus) berjudul "Nasihat Ramadhan" ini sangat berkesan bagi saya ketika memasuki bulan Ramadhan. Karena, rambut gondorong saya pernah dipotong dengan diiringi musikalisasi puisi ini.

Kala itu, tepatnya pada 7-15 Agustus 2011, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama Pemikiran Islam (FUSAP) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan kegiatan Pekan Pengabdian Mahasiswa (PPM) di relokasi Pelem, Girikerto, Turi, Kabupaten Sleman.

Pada malam penutupan, saya dan seorang teman kemudian merencanakan untuk menampilkan sebuah musikalisasi puisi. Kami ingin menghibur masyarakat Pelem dan meninggalkan sebuah kenangan indah. Namun, kami masih bingung puisi apa yang akan dibawakan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sesaat sebelum tampil, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku puisi Gus Mus yang berjudul "Nasihat Ramadhan". Karena, acara itu juga bertepatan dengan malam di bulan suci Ramadhan.

Di dalam puisi itu juga ada nasihat "Puasakan rambutmu untuk menyerap Belai". Karena kata-kata itu lah akhirnya dipilihlah puisi "Nasihat Ramadhan" ini. Sesederhana itu.

Begitu tampil, semberi membaca puisi, teman saya akhirnya memotong rambut saya yang gondorong di atas panggung. Pada malam itu, masyarakat di lereng Gunung Merapi itu pun menangis karena meresapi puisi "Nasihat Ramadhan" ini.

Nah, pada Ramadhan 2023 ini, kiranya perlu kita resapi lagi puisi gubahan Gus Mus ini.

Berikut teks puisi "Nasihat Ramadhan" karya Gus Mus:

Mustofa,

Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan Ramadhan bulan ampunan apakah hanya menirukan Nabi atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang menggerakkan lidahmu begitu.

Mustofa,

Ramadhan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu. Darimu hanya untukNya dan Ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkan-Nya kepadamu. Semua yang khusus untukNya khusus untukmu.

Mustofa,

Ramadhan adalah bulanNya yang Ia serahkan padamu dan bulanmu serahkanlah semata-mata pada-Nya. Bersucilah untuk-Nya. Bersholatlah untukNya. Berpuasalah untukNya. Berjuanglah melawan dirimu sendiri untukNya.

Sucikan kelaminmu. Berpuasalah.

Sucikan tanganmu. Berpuasalah.

Sucikan mulutmu. Berpuasalah.

Sucikan hidungmu. Berpuasalah.

Sucikan wajahmu. Berpuasalah.

Sucikan matamu. Berpuasalah.

Sucikan telingamu. Berpuasalah.

Sucikan rambutmu. Berpuasalah.

Sucikan kepalamu. Berpuasalah.

Sucikan kakimu. Berpuasalah.

Sucikan tubuhmu. Berpuasalah.

Sucikan hatimu.

Sucikan pikiranmu.

Berpuasalah.

Sucikan dirimu.

Mustofa,

Bukan perut yang lapar bukan tenggorokan yang kering yang mengingatkan kedlaifan dan melembutkan rasa. Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering ternyata hanya penunggu atau perebut kesempatan yang tak sabar atau terpaksa.

Barangkali lebih sabar sedikit dari mata tangan kaki dan kelamin, lebih tahan sedikit berpuasa tapi hanya kau yang tahu hasrat dikekang untuk apa dan siapa.

Puasakan kelaminmu untuk memuasi Ridha

Puasakan tanganmu untuk menerima Kurnia

Puasakan mulutmu untuk merasai Firman

Puasakan hidungmu untuk menghirup Wangi

Puasakan wajahmu untuk menghadap Keelokan

Puasakan matamu untuk menatap Cahaya

Puasakan telingamu untuk menangkap Merdu

Puasakan rambutmu untuk menyerap Belai

Puasakan kepalamu untuk menekan Sujud

Puasakan kakimu untuk menapak Sirath

Puasakan tubuhmu untuk meresapi Rahmat

Puasakan hatimu untuk menikmati Hakikat

Puasakan pikiranmu untuk menyakini Kebenaran

Puasakan dirimu untuk menghayati Hidup.

Tidak.

Puasakan hasratmu

hanya untuk Hadlirat-Nya!

Mustofa,

Ramadhan bulan suci katamu, kau menirukan ucapan Nabi atau kau telah merasakan sendiri kesuciannya melalui kesucianmu. Tapi bukankah kau masih selalu menunda-nunda menyingkirkan kedengkian keserakahan ujub, riya, takabur dan sampah-sampah lainnya yang mampat dari comberan hatimu?

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk kerjabakti membersihkan hati.

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk merobohkan berhala dirimu yang secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi kau puja selama ini. Atau akan kau lewatkan lagi kesempatan ini seperti Ramadhan-Ramadhan yang lalu.

Baca Juga:

5 Amalan Sunnah Malam Jumat Sampai Keesokan Harinya

Viral Amalan untuk Dibaca di Jumat Terakhir bulan Rajab, Rezeki tak Terputus Setahun

Kisah Musafir Legendaris yang Dipaksa Munum Miras

Surat al-Ikhlas Hilang dari Alquran Kuno di Bali

Habib Jafar: Musuh Saya Bukan NonMuslim, Tapi RX-King

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita