Antara IKN, Pulau Bawean dan Kota Atlantis yang Hilang
Sejarah
BOYANESIA -- Salam toghellen (saudara)...ada kajian yang cukup menarik nih tentang keterkaitan Pulau Bawean, Ibu Kota Nusantara (IKN), dan Kota Atlantis yang hilang. Kajian ini diangkat dalam webinar yang digelar oleh Pusat Kajian Peradaban Majapahit dan Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu (16/4/2022).
Seperti diketahui, IKN terletak di titik tengah Indonesia, yakni di Pulau Kalimantan. Karena itu, semua warga negara mendapatkan kesamaan jarak menuju ibu kota. Letak IKN ini juga berada di sekitar kerajaan abad IV Mulawarman dan termasuk kerajaan yang pertama di Indonesia.
Dalam webinar yang diikuti seratusan peserta ini, para narasumber memberikan informasi terbaru tentang penelitian Kota Atlantis yang hilang. Berdasarkan penelitian terbaru dan masih terus diteliti menunjukkan bahwa IKN juga tidak jauh dengan Kota Atlantis yang hilang.
Hipotesis keberadaan lokasi Atlantis di Sundalandia mulai dibangun oleh para ahli. Di antaranya oleh Prof Arysio Nunes dos Santo pada 2010 lalu, yang menempatkan secara definitif bahwa Atlantis tersebut berada di wilayah Indonesia. Kemudian, Danny Hilman juga menyebutkan demikian dalam bukunya “Plato Tidak Bohong Soal Atlantis adalah Bagian Sejarah Indonesia (2014)”. Begitu juga Dhani Irwanto dalam bukunya “Atlantis Kota Yang Hilang Ada Di Laut Jawa, 2015”.
Berdasarkan temuan data di lapangan, menggunakan pendekatan gambar geografi, iklim, tata letak dataran dan kota, hidrolika sungai, dan saluran, hasil bumi, struktur sosial, adat istiadat, mitologi, dan kehancurannya terinci, termasuk dimensi dan orientasinya, maka Atlantis ada di Laut Jawa.
Baca juga: Cerita Pelaut Majapahit Saat Temukan Pulau Bawean
Pulau Bawean diduga salah satu Kota Atlantis yang hilang tersebut, karena kawasan pulau ini dibentuk oleh gunung api yang aktif yang selalu atau dalam periode tertentu mengeluarkan abu vulkanik dan memperbaharui tanah pertanian di sekelilingnya. Sehingga kawasan ini menjadi subur terus menerus.
Hasil kajian Pusat Riset Prasejarah dan Sejarah BRIN (dulu BALAR DIY) menyebutkan banyaknya peninggalan permukiman di masa lalu. Penelitian Atlantis dan penelitian arkeologis Pulau Bawean sangat penting artinya bagi Pulau Bawean. Sebab, saat ini Bappeda Gresik berencana mengembangkan kawasan Pulau Bawean sebagai Kawasan Geopark.
Dalam webinar ini, Pusat Kajian Peradaban Nusantara dan Departemen Teknik Geofisika ITS mengundang para narasumber yang berkompeten, yaitu CEO Indonesia Hydro Consult Dhani Irwanto, Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Prasejarah dan Sejarah BRIN Hery Priswanto, dan Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Gresik, Dian Palupi Chrisdiani.
Sumber: its.ac.id
