Serba Serbi

Tiga Jenis Jihad untuk Rawat Kemerdekaan

Perayaan HUT Kemerdekaan RI (ilustrasi) Foto:
Perayaan HUT Kemerdekaan RI (ilustrasi) Foto:

BOYANESIA -- Umur Indonesia sudah menginjak 78 tahun, dan Indonesia akan menjadi bangsa yang besar jika mampu merawat kemerdekaan ini dengan sungguh-sungguh. Dalam konteks kontemporer, merawat kemerdekaan itu sejatinya dapat dilakukan dengan tiga jenis jihad.

Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Asrorun Niam Sholeh. “Pertama, jihad digital yang telah membuat kehidupan kenegaraan kita sudah demikian dipengaruhi oleh pesatnya teknologi informasi,” kata Ni’am dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/8/2023).

Dia menuturkan, pesatnya teknologi informasi mewarnai kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu, menurut dia, setiap insan Indonesia perlu menjadi mujahid digital, untuk memastikan seluruh konten digital berisi hal yang baik dan bermanfaat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Setiap konten yang kita produksi atau kita sebar lewat jemari kita adalah konten yang mempersaudarakan, bukan memecah belah; mendatangkan manfaat, bukan mafsadat, konten yang mengajak kebaikan, bukan mengejek dan menjelekkan, menjauhi prasangka, apalagi ghibah, fitnah, dan dusta,” jelas dia.

Menurut dia, seluruh warga Indonesia merupakan saudara dalam keimanan, kebangsaan, kenegaraan dan kemanusiaan. Tidak ada alasan apapun yang membenarkan untuk membunuh karakter seseorang lewat media sosial, entah itu pejabat negara atau warga biasa.

Alquran juga telah memberi petunjuk bagaimana menjijikkannya orang-orang yang melakukan adu domba. Dalam QS Al-Hujurat ayat 12, menurut Ni’am, orang-orang yang seperti itu digambarkan sebagai pemakan bangkai saudaranya sendiri.

Nabi Muhammad SAW pun memerintahkan umatnya untuk bertutur kata yang baik. Dalam kehidupan sekarang ini, kata Ni’am, bertutur kata yang baik juga bisa dikategorikan sebagai membuat meme yang baik dan mengunggah konten yang positif. Tentunya, hal ini menjadikannya sebagai salah satu indikator keimanan kepada Allah.

Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah SAW beliau bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim).”

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita