Budaya

Kercengan, Seni Tradisional Bawean yang Gerakannya Terinspirasi dari Sholat

Salah satu grup Kercengan di Bawean mengikuti lomba kesenian tradisional Bawean, Gresik, Jawa Timur. Foto: Disparekrafbudpora Gresik
Salah satu grup Kercengan di Bawean mengikuti lomba kesenian tradisional Bawean, Gresik, Jawa Timur. Foto: Disparekrafbudpora Gresik

BOYANESIA – Salam sobat Boyanesia yang dirahmati Allah.... Indonesia sangat kaya akan tradisi. Sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan beragam suku, agama, bahasa, dan budaya, Indonesia menawarkan beragam tradisi yang unik dan beraneka ragam.

Tradisi-tradisi ini menjadi bagian penting dari identitas Indonesia dan memperkaya kehidupan budaya bangsa. Tradisi-tradisi ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk mengenal dan mengalami kekayaan budaya Indonesia.

Salah satu tradisi unik yang dimiliki Indonesia terdapat di Pulau Bawean, sebuah pulau pariwisata ini terletak di tengah laut Jawa, sekitar 135 kilometer sebelah utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Tradisi unik tersebut dikenal dengan “Kercengan”.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Merujuk buku “Bawean: Keunikan, Budaya, dan Tradisi” karya Hamim Farhan dkk terbitan deepublish dijelaskan bahwa Kercengan merupakan kesenian tradisional Bawean berbentuk seperti Hadrah. Alat musik yang dipergunakan terdiri dari sejumlah rebana atau terbang khusus yang memiliki bidang badan yang lebar terbuat dari kayu.

Baca Juga: Hari Musik Nasional, Yuk Lestarikan Kercengan Tradisional

Kercengan dari Bawean ini juga dilengkapi dengan 15-30 penari yang disebut dengan ruddet. Para penari ini duduk berjajar dalam 1-3 baris. Lagu-lagu yang dipergunakan pada awalnya diambil dari Kitab Barzanji.

Namun, pada perkembangan selanjutnya juga ditemukan syair-syair berbahasa Bawean maupun Indonesia yang temanya masih tetap seputar pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad serta ajaran syariat Agama Islam.

Gerakan-gerakannya banyak terinspirasi dari gerakan sholat dan huruf hijaiyah lafat-lafat suci Agama Islam. Konon Kercengan baik yang menabuh maupun yang menari hanya dilakukan oleh pria saja. Namun, saat ini banyak ditemui wanita sebagai vokalis dan pe-ruddet kercengan. Bahkan telah ada grup kercengan yang keseluruhan personilnya adalah wanita (penabuh, vokal, dan ruddet).

Sekilas, jika melihat gerakan tari Kercengan, kita akan menebaknya seperti tari Saman dari Aceh. Hanya saja tari Kercengan ini geraknya lebih gemulai. Semua penarinya perempuan, dan penabuhnya idealnya dilakukan oleh laki-laki yang berada di belakang barisan penari atau ruddet.

Ada dua jenis gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian, yaitu tepuk tangan dan tepuk dada. Kercengan ini biasanya dilaksanakan pada acara-acara tertentu, seperti: perpisahan sekolah, pentas seni, resepsi pernikahan dan acara-acara resmi lainnya juga diperlombakan setiap tahunnya dengan tujuan untuk melestarikan seni tradisonal ini.

Selain kesenian kercengan, Pulau Bawean mempunyai daya tarik lainnya yaitu kekayaan alamnya, tetapi banyak orang-orang Indonesia senidri yang belum mengetahui wisata di pulau Bawean. Karena itu, semua pihak perlu melakukan pemasaran pariwisata dan meningkatkan kualitas produk pariwisata serta melakukan peningkatan SDM yang bergerak di bidang pariwisata.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita