8 Julukan Bawean, Pulau Santri yang Tersembunyi di Utara Gresik
BOYANESIA -- Salam toghellen (saudara)....Pulau Bawean adalah sebuah pulau terpencil yang terletak di sebelah utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau ini disebut dengan pulau santri lantaran warganya banyak yang menjadi santri dan menimba ilmu ke pesantren, baik di Bawean maupun di Tanah Jawa.
Bawean tidak hanya dikenal dengan pulau santri, tapi juga pulau pariwisata dan pulau pendidikan. Karena itu, Bawean dijuluki sebagai Pulau Tripardikan. Istilah ini adalah akronim dari Santri, Pariwisata, Pendidikan, dan Anyaman.
Di dalam buku “Bawean: Keunikan, Budaya, dan Tradisi” karya Hamim Farhan dkk terbitan deepublish dijelaskan bahwa Pulau Bawean ini juga memiliki sebutan nama lainnya yang beragam. Dalam buku ini, setidaknya ada delapan julukan Bawean yang diungkapkan. Ini dia..!!
1. Pulau Maji
Pertama, dikenal dengan Pulau Maji. Madji dalam bahasa Arab yang berarti uang logam. Hal ini dimaksud karena dari bentuk pulau ini menyerupai uang logam, berbentuk bundar atau lingkaran. Kalau dilihat dari gambar di peta memang pulau ini membentuk bulat lingkaran, sehingga disebut pulau uang logam atau Maji.
2. Pulau Majeti
Penyebutan ini terkait dengan kisah yang melibatkan sosok Tokoh yang dianggap pertama kali singgah dan menemukan pulau ini, yaitu Aji Saka dan pengawalnya yang bernama Dora dan Sembada. Tokoh ini sering menyebut tempat persinggahannya dengan sebutan Majeti. Tetapi yang dimaksud mungkin disini adalah pulau Madji.
3. Pulau Baweyan
Kata Baweyan terdapat dalam literatur kuno dalam kitab Asrar yang kemudian dikenal dengan Buku Jangka Jayabaya. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pulau Bawean masuk dalam Pulau Jawa pada abad Tujuh Masehi.
4. Pulau Bawean
Ketika armada kapal perang Kerajaan Majapahit melakukan ekspansi dan berhasil mendarat di Pulau ini, maka mereka memberi sebutan nama dengan Pulau Bawean.
5. Pulau Boyan
Istilah ini awal mulanya terkait dengan budaya merantau orang-orang pulau ini di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Australia. Ketika mengenalkan daerah mereka dengan pengucapan Bawean menjadi kesulitan untuk ditirukan oleh kebanyakan orang asing, sehingga dirubah mengucapanya dengan kata Boyan yang dianggap lebih mudah dan gampang.
Kemudian istilah ini menjadi terbiasa dan lamakelamaan menjadi populer. Akhirnya mereka yang di tanah rantau, khususnya yang di Malaysia menyebutnya dengan Kampung Boyan, sedangkan bagi mereka yang merantau di Singapura menyebutnya dengan istilah Pondok Boyan.