Kemunculan Ibnu Khaldun di Tengah Kemandegan Pemikiran Arab
BOYANESIA -- Ibnu Khaldun adalah pengecualian dari dunia pemikiran Arab. Di saat dunia pemikiran Arab mengalami kemandegan, Ibnu Khaldun justru muncul dengan pemikirannya yang cemerlang.
Ibnu Khaldun yang bernama lengkap Abu Zaid Abd-Ar-Rahman Ibnu Khaldunn (1332-1406) merupakan seorang sejarawan besar Islam pada abad pertengahan. Khaldun lahir pada 27 Mei 1332 di Tunis (sekarang Tunisia). Keluarga Ibnu Khaldun berasal dari Hadramaut dan masih memiliki keturunan dengan Wail Bin Hajar, salah seorang sahabat Nabi SAW.
Menjelajahi pemikiran Ibnu Khaldun kita diajak menoleh ke belakang ,abad 14M, suatu masa kebudayaan Arab-Islam sedang dilanda kemunduran, di mana filsafat yang mendorong umat muslim berpikir kritis mengalami stagnansi. Kalaupun ada karya-karya filsafat, waktu itu tidak lebih sekadar komentar terhadap karya-karya Ibnu Rusyd (1126-1198), Ibnu Sina(980-1037), al-Ghazali(1058-1111), dan lain-lain.
Krisis ini kemudian melebar ke jaringan-jaringan politik sebagai konsekuensi atas pecahnya emperium Islam menjadi negara-negara kecil yang dikendalikan oleh penguasa lemah dan tidak memiliki wawasan kerakyatan.
Pemikiran Ibnu Khaldun dalam karyanya yang paling terkenal yaitu Muqaddimah membahas tentang tema-tema yang berkaitan dengan beberapa bidang keilmuan seperti sejarah, politik, sosiologi,historiologi, autobioigrafi, sastra, sejarah, pendidikan dalam ilmu pengetahuan lainnya.
Pemikirannya sungguh berbeda dengan pemikiran-pemikiran filosof muslim sebelumnya yang lebih banyak membicarakan hal-hal yang klasik seperti masalah ketuhanan ataupun metafisika.
Karena itu, generasi-generasi sekarang dan selanjutnya perlu mengimplemintasikan pemikiran-pemikiran cerdas Ibnu Khaldun. Misalnya, pemikirannya yang terkait dengan kepemimpinan, politik, dan sebagainya. Apalagi, sekarang adalah zaman yang dituntut untuk sadar politik. Jika tak tahu berpolitik, maka akan terlibas.
Dalam pemikiran Ibnu Khaldun, politik adalah suatu hal yang mulia dan terhormat, yang hanya dimiliki oleh manusia saja. Baginya tidak ada dalam alam semesta ini suatu mahluk lain yang berpolitik, sebagaimana halnya yang terdapat di kalangan manusia.
Tentu masih banyak pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun yang perlu digali oleh generasi sekarang ini. Bagaimana menggalinya? Tentu dengan membaca karya-karyanya. Selamat membaca dan menggali!
Baca juga: