Agama

Tuntunan Rasulullah Menyambut Ramadhan 2023

Habib Muhammad Anis bin Umar Assegaf. Dok. Pribadi

BOYANESIA -- Ramadhan tinggal menghitung hari. Di bulan yang suci ini, umat Islam akan menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Tidak hanya itu, selama bulan Ramadhan umat Islam juga akan memperbanyak ibadah lainnya serta berlomba-lomba dalam kebaikan.

Keturunan Rasulullah dari Kuningan sekaligus Founder Nutrisi Qolbu, Habib Muhammad Anis bin Umar Assegaf menjelaskan, Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan bagi umat Islam untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

“Tuntunan Rasulullah SAW untuk menyambut bulan Ramadhan ini sudah diajarkan oleh beliau melalui doanya, allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa balighna Ramadhan. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua di bukan Rajab, Syaban, dan sampaikan kita di bulan Ramadhan,” ujar Habib Anis saat dihubungi boyanesia belum lama ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Mantan Kepala Pondok Pesantren As-Shidqu Kuningan, Jawa Barat ini mengatakan, dalam menyambut datangnya Ramadhan, umat Islam juga perlu mempersiapkan diri baik secara jasmani maupun ruhani.

Baca Juga: Dua Versi Niat Puasa Ramadhan 2023

Lalu apa saja yang perlu disiapkan umat Islam untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan tahun ini? Apa saja target-target yang harus dicapai?

Berikut wawancara lengkap Boyanesia bersama Habib Anis:

1. Ramadhan tinggal menghitung hari, apakah ada tuntunan Rasulullah untuk menyambut bulan Ramadhan?

Tuntunan Rasulullah SAW untuk menyambut bulan Ramadhan ini sudah diajarkan oleh beliau melalui doanya, allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa balighna Ramadhan. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua di bukan Rajab, Syaban, dan sampaikan kita di bulan Ramadhan.

Dari doa ini, itu seperti sudah ada isyarat bahwa ayo kita persiapkan untuk masuk bulan suci Ramadhan bahkan dari bulan Rajab. Karena, bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia.

2. Apa bedanya Ramadhan dengan bulan-bulan sebelumnya?

Bulan Ramadhan itu nanti akan berbeda dengan waktu kita di sebelum Ramadhan. Contohnya, Allah SWT melalui nabi Muhammad SAW, beliau telah memberitahu kepada kita melalui hadis qudsinya bahwa Allah ketika sepertiga malam akhir selalu menyeru kepada hambanya, barang siapa yang minta ampun maka akan Dia ampuni. Siapa yang punya hajat dan kemudian meminta pada-Nya, maka akan Dia kabulkan hajatnya.

Namun, di bulan suci Ramadhan itu berbeda. Karena, dari ba’da Maghrib itu Allah SWT seraya sudah menyerukan seperti itu sesuai yang diberitakan kepada kita oleh nabi Muhammad SAW. Jadi, semua orang yang berdoa setelah Maghrib sampai terbitnya matahari di bulan Ramadhan, Allah SWT pasti akan terima dan tidak akan Allah tolak.

Setiap orang yang minta ampun akan di ampuni, setiap orang yang minta hajat akan diberi hajatnya, dan setiap orang yang meminta maaf akan diberi maaf oleh Allah SWT. Karena itu lah waktu ramadhan ini adalah waktu yang mulia.

Tapi Rasulullah mengetahui bahwa umatnya ini kalau tidak dipersiapkan dari sebelum-sebelumnya akan berat untuk memulainya. Ibarat kata, kalau kita naik mobil harus dipanasi dulu baru berjalannya lancar. Sedangkan kalau tidak dipanasi dulu maka pasti akan mogok di tengah jalan.

Makanya, budaya di masyarakat kita kan masyaallah di awal Ramadhan shafnya kalau shalat Tarawih bisa sepuluh shaf. Namun, semakin hari shafnya itu semakin berkurang satu.

3. Kenapa kebiasaan itu selalu terjadi?

Ya karena tidak ada persiapan-persiapan sebelumnya. Karena itu, kita harus mempersiapkan untuk masuk bulan suci Ramadhan. Pertama, sejak bulan Rajab lalu seharusnya kita sudah mempersiapannya dengan memperbanyak istighfar kepada Allah SWT. Ibaratnya untuk penyucian diri atau penyucian hati. Jadi olinya diganti yang baru dengan beistighfar di bulan Rajab.

Kemudian, di bulan Sya’ban ini persiapannya adalah dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Karena turunnya Surat Al Ahzab ayat 56 itu du bulan Sya’ban, yaitu innallaha wa malaikatahu yusholluna alan nabi ya ayyuhalladzina amanu Shollu Alaihi wasallimu taslima.

Makanya kita harus persiapkan untuk memasuki bulan suci Ramadhan dengan shalawat. Sehinggga ketika masuk bulan suci Ramadhan, kita tidak akan merasa berat dalam beribadah. Misalnya, kalau tarawih 23 rakaat kita tidak akan berat dan baca Alquran pun kita tidak akan berat, karena sudah ada pemanasan di bulan sebelum Ramadhan.

4. Apa saja yang perlu disiapkan umat Islam untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan baik secara jasmani maupun rohani?

secara jasmani saya rasa seperti biasa olahraga, makan jangan sampai berlebihan. Namun, yang lebih penting lagi, pola makan ini juga harus diatur betul di bulan Ramadhan. Karena, kadang-kadang pola makan orang-orang itu langsung berubah total di saat Ramadhan. Memang saat berpuasa kosong perutnya, tapi setelah berbuka makannya sembarangan.

Jadi, saat berbuka di bulan suci Ramadhan disunnahkan makan kurma tiga buah. Kalau tidak punya kurma bisa diganti dengan makanan yang manis-manis lainnya. Sedangkan kalau tidak ada yang manis bisa langsung minum air putih.

Jadi saya rasa persiapannya seperti biasa aja, akan tetapi yang paling harus diingat untuk jasmani kita adalah saat nanti di bulan suci Ramadhannya itu harus mengikuti sunnahnya nabi, khususnya saat kita mau buka puasa. Kemudian, jangan lupa sahur juga, Karena kata Rasulullah SAW, bersahurlah karena dalam sahur itu ada keberkahan.

Adapaun persiapan rohaninya, sesungguhnya semua amal ibadah kita itu seperti yang dikatakan oleh Imam Haddad, “kebersihan hati”. Jadi ketika hati itu bersih, ketika hati itu tidak ada rasa benci, dengki, rasa sombong, dan rasa-rasa yang tidak baik lainnya itu tubuh kita akan lebih bisa diajak beribadah. Tapi, jika semua rasa itu masih ada, kayaknya agak berat untuk tubuh itu beribadah.

Karena itu, kalau sekarang masih ada rasa benci, hilangkan dulu untuk menyambut Ramadhan. Begitu juga kalau masih ada rasa sombong, semua itu dihilangkan dulu, terutama rasa benci dan dengki dengan seseorang.

Baca halaman selanjutnya:

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita