Budaya

Siti Fatimah Gresik, Penghuni Makam Tertua di Asia Tenggara

Makam Siti Fatimah binti Maimun merupakan makam tertua se Asia Tenggara. Siti Fatimah adalah salah satu penyebar Islam di Gresik di era Majapahit. Foto: Disparekrafbudpora Gresik

BOYANESIA -- Gresik merupakan kota santri yang memiliki kekayaan sejarah keislaman. Kota ini menjadi destinasi wisata religi yang istimewa di Jawa Timur. Selama ini, Gresik dikenal sebagai kota yang memiliki makam dua Wali Songo, yaitu Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri.

Tidak hanya itu, di Gresik juga memiliki makam tertua di Asia Tenggara, yaitu makam Siti Fatimah binti Maimun. Makam Siti Fatimah Gresik ini terdapat di Desa Leran, Manyar, Gresik. Letaknya tak jauh dari lokasi Masjid Malik Ibrahim atau Masjid Pesucian Leran.

Siti Fatimah binti Maimun lahir di Malaka pada 1064 M. Ia adalah putri dari Syekh Maimun atau Sultan Mahmud Syah dari Iran. Sedangkan ibunya, Aminah berasal dari Aceh. Siti Fatimah juga dikenal dengan sebutan Putri Retno Suwari.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Siti Fatimah adalah keponakan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, salah satu wali songo yang menyebarkan Islam di Gresik. Karena, ayah Siti Fatimah, Syekh Maimun adalah sepupu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim.

Siti Fatimah datang ke Pulau Jawa dan akhirnya menetap di Desa Leran. Di desa inilah Siti Fatimah binti Maimun menyebarkan ajaran Islam hingga wafat dan dimakamkan di sana. Makamnya sendiri kini menjadi wisata religi yang banyak dikunjungi masyarakat.

Kawasan makam Siti Fatimah binti Maimun tersebut dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan sejak 1973. Makam bersejarah ini ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional dan ditetapkan sebagai makam islam tertua di Asia Tenggara.

Makam Siti Fatimah binti Maimun terletak di dalam sebuah cungkup yang dibangun Raja Majapahit. Foto: Disparekrafbudpora Gresik.

Berdasarkan data Disparekrafbudpor Kabupaten Gresik, makam Siti Fatimah binti Maimun terletak di dalam sebuah cungkup. Cungkup tersebut berbahan batu kapur yang diambil dari gunung Suci (desa Suci-Manyar). Berbeda dengan bangunan makam para wali pada umumnya, cungkup tersebut dibangun menyerupai sebuah candi pada masa Hindu-Budha.

Baca halaman selanjutnya.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita