Majelis Hukama: Allah tidak Jadikan Fisik sebagai Ukuran Kemuliaan
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Anggota Komite Majelis Hukama Muslimin (MHM) TGB M Zainul Majdi mengatakan, ukuran kemuliaan manusia tidak dilihat dari fisiknya, tapi dari iman dan karyanya selama hidup di dunia ini. Hal ini disampaikan TGB saat memperingati Hari Persaudaraan Manusia Sedunia bersama Kawan Disabilitas di Jakarta, Sabtu (3/1/2024).
"Saya orang yang meyakini bahwa Allah SWT tidak menjadikan fisik sebagai ukuran kemuliaan, tetapi iman dan karya," ujar TGB di hadapan para peserta berkebutuhan khusus dalam sesi diskusi tentang "Merawat Persaudaraan".
Dia pun sangat yakin bahwa di tengah orang-orang yang menyebut dirinya normal pasti ada karya dari orang-orang berkebutuhan khusus. Dia pun mencotohkan seorang ulama Al Azhar Mesir yang telah banyak menelurkan karya, yaitu almarhum Prof Ibrahim Khalifah.
Baca Juga: Gelar Seminar Haji dan Umrah, Jannah Firdaus Siap Berangkatkan 30 Ribu Jamaah
Meskipun tunanetra, menurut dia, Prof Ibrahim sangat alim dan menjadi rujukan para guru besar tafsir Universitas Al-Azhar.
"Guru besar Tafsir Al Azhar itu namanya Almarhum Prof Ibrahim Khalifah, seorang tunanetra. Dan semua profesor-profesor yang bisa melihat itu berguru kepada beliau yang tunanetra," ucap TGB.
Karena itu, menurut dia, sebenarnya tidak ada hambatan dari seorang disabilitas jika karya dan iman dijadikan sebagai tolak ukur kemuliaan.
Baca Juga: Bantu Pendataan Anak Tidak Sekolah, KKN Undip Inisiasi Pendirian PKBM di Desa Jogonayan
"Kalau kita melihat bahwa ukuran dari kemuliaan itu adalah iman dan karya, maka tidak ada hambatan sama sekali bagi teman-teman yang berkebutuhan khusus atau disabilitas untuk berkarya untuk bangsa," kata TGB.
"Hari ini kita buktikan, siapapun kita yang mengaku normal atau berkebutuhan khusus, kita bisa duduk bersama, senyum bersama, berbagi bersama, dan insyaAllah punya harapan masa depan yang terang benderang," jelas TGB.
Karena itu, dia mengaskan bahwa sekitar 28 juta penyandang disabilitas di Indonesia bukanlah sebuah hambatan untuk Indonesia maju. "Tapi 28 juta saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus itu aset bangsa untuk melejitkan Indonesia," ujar TGB.
Baca Juga: Rapor Baik Tata Kelola Kementerian Agama
Sementara itu, Direktur MHM cabang Indonesia, Muchlis M Hanafi mengatakan, persaudaraan kemanusiaan yang terus digelorakan pihaknya bukan hanya lintas agama, lintas budaya, lintas bahasa, lintas warna kulit, suku bangsa, tapi juga lintas cara.
"Jadi hari ini kami berharap, bersama teman-teman openyandang disabilitas ini kita menyampaikan harapan-harapan kita kepada masyarakat Internasional untuk mari kita bersama-sama menciptakan kedamaian yang disadari pada semangat persaudaraan," ucap Muchlis.
Dalam memperingati Hari Persaudaraan Manusia Sedunia, MHM cabang Indonesia menggandeng Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) dan diikuti 150 kawan disabilitas. Acara ini juga dihadiri Komite Nasional Disabilitas Fatimah Hasri Mutmainah, dan perwakilan Baznas.
Baca Juga: Kemenag Terjemahkan Alquran ke 26 Bahasa Daerah, Begini Proses Penerjemahannya
Fatimah pun bersyukur MHM menyentuh dan merangkul kawan disabilitas di acara Hari Persaudaraan Manusia Sedunia. "Bagi kami, penyandang disabilitas, apa yang dilakukan MHM adalah hal besar. Bagi penyandang disabilitas, sedikit kepedulian adalah harapan besar," kata Fatimah.