Ulama NU di Banyuwangi Rangkul Bromocorah dalam Mambangun Pesantren
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi, KH A Hisyam Syafa'at menceritakan tentang kisah ayahnya, KH Mukhtar Syafaat saat awal-awal membangun pesantrennya. Kiai Mukhtar adalah seorang ulama Nahdlatul Ulama (NU) terkemuka di Banyuwangi yang lahir pada 6 Maret 1919.
Menurut Kiai Hisyam, dalam membangun pesantren ini, Kiai Mukhtar Syafaat merangkul semua kalangan, termasuk bromocorah dan maling.
"Jadi di sini dulu banyak Bromocorah, terus ayah saya itu gak memusuhi mereka tapi merangkulnya. Akhirnya yang menjaga keamanan pondok ya maling-maling itu," ujar Kiai Hisyam saat bercerita kepada pengusaha muslim sekaligus Mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi yang silaturrahim ke Pesantren Darussalam Blokagung, Jumat (6/10/2023). malam.
Baca Juga: 5 Surat Alquran yang Dianjurkan Dibaca Setelah Sholat Fardhu
Menurut Kiai Hisyam, apa yang dilakukan ayahnya tersebut sama halnya dengan KHR As'ad Syamsul Arifin yang membangun Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo. Menurut dia, Kiai As'ad juga merangkul para bromocorah, sehingga keamanan posantrennya terjaga dan bahkan bisa melawan Belanda.
"Pondok Sukorejo di Situbondo itu yang jaga juga bromocorah-bromocorah dulunya," ucap Kiai Hisyam.
Kisah tersebut disampaikan Kiai Hisyam kepada Lutfi agar bisa diteladani dalam berdakwah atau membangun bangsa ini.
Baca Juga: Sowan ke Kiai Kholil As'ad, Pengusaha Muslim Bahas Sholawat dan Sepakbola
Selain itu, Kiai Hisyam juga menyampaikan bahwa saat para wali songo mendakwahkan Islam juga tidak langsung mengajarkan ajaran Islam secara tekstual, tapi lewat budaya. Sehingga, Islam mudah diterima oleh masyarakat.
"Istilah Islam Nusantara itu maksudnya begitu. Jadi, mengembangkan agama melalui budaya itu. Jadi bukan Islam jenis Nusantara, tapi sebagai metodologi dalam berdakwah," ucap Kiai Hisyam kepada Lutfi.
Dalam pertemuan silaturrahim itu, Lutfi dan Kiai Hisyam memperbincangkan banyak hal, mulai dari persoalan politik, dakwah Islam, hingga dunia pesantren. Sebelum pamit, Lutfi pun minta didoakan kepada Kiai Hisyam.
"Mohon doanya kiai, saya ingin jadi santri kiai," kata Lutfi.
Lutfi menganggap Kiai Hisyam sudah seperti orang tuanya sendiri. Karena itu, dia akan terus melakukan silaturrahim ke Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. "Pokoknya apapun yang terjadi, ini anak kiai, murid kiai," jelas Lutfi.
Pertemuan Lutfi bersama Kiai Hisyam ini berlangsung kurang lebih dua jam. Kunjungan silaturrahim ke pesantren ini merupakan rangkaian safari Lutfi selama dua hari yakni 5-6 Oktober 2023 di Jawa Timur.
Baca Juga: Seluk Beluk One Piece 1095, Seperti Apa Kemampuan Buah Iblis Saturnus?
Sebelumnya, pada Kamis (5/10/2023) kemarin, Lutfi juga telah bersilaturrahim ke Pondok Pesantren Dalwa Bangil Pasuruan, Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, dan Pesantren Al Qodiri Jember.
Pada Jumat (6/10/2023), Lutfi melanjutkan safarinya ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo dan Pondok Pesantren Walisogo Situbondo. Perjalanan panjang Lutfi untuk bertemu para kiai di Jawa Timur ini kemudian berakhir di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi.