News

Menjaga Tradisi Pencak Silat, Mengawal Ulama dan NKRI

Anggota Pasukan Inti (PASTI) memperagakan pencak silat dalam Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (25/3/2022).

JAKARTA -- Pencak Silat merupakan ilmu bela diri yang berkembang sangat pesat di Bumi Nusantara. Bahkan, pencak silat tumbuh subur di kalangan pesantren dengan berbagai aliran yang berbeda-beda. Untuk menyatukan berbagai aliran itu, para ulama Nahdlatul Ulama (NU) kemudian mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Pagar Nusa.

Melalui organisasi inilah para pendekar NU berkomitmen untuk turut menjaga tradisi pencak silat di Indonesia. Mereka bahkan menggelar berbagai kejuaraan untuk mengembangkan bakat pencak silat generasi muda, mulai dari kejuaraan daerah hingga nasional.

Komandan Pasukan Inti Nasional Pagar Nusa NU, Malik menjelaskan, Pagar Nusa selama ini telah turut melestraikan budaya, khususnya pencak tradisional. Di samping itu, menurut dia, kader Pagar Nusa juga selalu diajarkan dan dibina untuk mencintai dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Istilah siswa di kita itu santri. Jadi, pengabdian-pengabdian terhadap kiai, pengabdian terhadap negara ini kita didik mulai awal mereka masuk ke Pagar Nusa,” ujar pendekar yang biasa dipanggil Ndan Malik ini kepada Boyanesia, Rabu (24/3/2022).

Sejak masuk dalam peguruan pencak silat Pagar Nusa, Malik sendiri telah dilatih untuk selalu tawadhu terhadap kiai dan selalu ta’dzim terhadap para ulama. Karena, memang pada dasarnya Pagar Nusa didirikan oleh para ulama.

“Jadi, kedekatan kami dengan budaya-budaya pesantren itu sangat melekat. Apalagi sejarahnya pencak silat itu sendiri berawal dari pesantren-pesantren,” ucap Malik.

KH Maksum Jauhari, pendekar berambut api. (Paserpagarnusa.com)

Tokoh pendiri Pagar Nusa NU, KH Maksum Jauhari atau biasa dipanggil Gus Maksum juga turut berkiprah dalam mempertahankan NKRI dengan melawan pemberontak PKI di Kediri. Karena, pada saat itu PKI terus melakukan teror, seperti penculikan, pengambilan tanah, dan tindakan brutal lainnya.

Gus Maksum, yang saat itu baru berusia 18 tahun akhirnya gerah dengan tindakan makar PKI. Lalu, Gus Maksum diberikan amanat menjadi komandan untuk memberantas PKI. Dengan kemampuannya, pendekar berambut api itu pun memerintahkan untuk mengganyang PKI di daerah Kediri.

Tidak jauh berbeda dengan waktu dulu, menurut Malik, saat ini Pagar Nusa masih terus mendidik para pendekar muda untuk selalu menunjukkan militansinya kepada NU dan bangsa ini, termasuk dalam menangkal paham radikalisme, ekstremisme, dan terorisme yang terus merongrong persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk menjaga keamanan negeri ini, Pagar Nusa juga telah menjalin kemitraan dengan beberapa lembaga, di antaranya Polri, TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), Lembaga Sandi Negara, dan beberapa kedutaan dari Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

“Di Pagar Nusa kan ada namanya Pasukan Inti. Jadi, khususnya di pendidikan Pasukan Inti ini kita selalu kerjasama dengan TNI maupun Polri, dalam hal ini menyangkut keamanaan maupun wawasan kebangsaan,” ujar Malik.

Di samping itu, Pagar Nusa juga turut melakukan bakti sosial ketika Indonesia dilanda bencana. Bersama TNI dan Polri, Pagar Nusa terjun ke lapangan untuk membantu masyarakat, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19.

Kekuatan Komandan Pasukan Inti

Pasukan Inti (Pasti) Pagar Nusa NU berfungsi sebagai pasukan elit yang harus senantiasa siap dalam satu komando guna mengawal ulama dan menyukseskan kegiatan keorganisasian dan kemasyarakatan, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Mereka adalah kader-kader yang terlatih dan dibekali jurus-jurus mematikan.

Sebagai komandan Pasukan Inti, Malik juga memiliki pengalaman tersendiri dan disaksikan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa NU, Muchamad Nabil Haroen atau yang akrab dipanggil Gus Nabil. Menurut Gus Nabil, Komadan Malik dalam suatu kesempatan pernah mengalahkan 25 orang sekaligus.

“Pada 2014, komandannya itu waktu itu bersama saya ke Sulawesi pernah berhadapan dengan 25 orang,” ujar Gus Nabil.

Saat diwawancara lebih lanjut, Malik pun menceritakan pengalamannya itu. Menurut dia, saat itu dia ditugaskan untuk mendampingi Gus Nabil untuk menghadiri sebuah acara di Sulawesi. Namun, dalam suatu kesempatan tiba-tiba ada puluhan orang yang menghadangnya dan ingin mengusirnya.

“Ternyata di sana kami dihadapkan oleh beberapa orang. Saya sendiri juga gak menghitung berapa orang yang kami hadapi,” ucap Malik.

Malik mengatakan, saat itu Gus Nabil juga sempat mengingatkan kepada dirinya bahwa jika gagal menghadapi puluhan orang itu, maka dia akan dianggap gagal sebagai komandan pasukan inti Pagar Nusa. “Akhirnya saya semaksimal mungkin melindungi beliau,” kata Malik.

Dalam menghadapi 25 orang sekaligus tentu membutuhkan ilmu khusus dalam tradisi pencak silat. Namun, kemampuan Malik itu tidaklah seberapa jika dibandingkan komandan Pasukan Inti Nasional yang pertama, yaitu Alhmarhum Timbul Wijaya. Dia adalah pendekar Pagar Nusa asal Lumajang.

“Kalau beliau bisa menyelam di air selama seharian, bernafas di dalam air. Itu pernah kita buktikan dan juga bisa mengapung di atas air,” jelas Malik.

Malik menambahkan, pada masa dulu murid-murid Komandan Timbul Wijaya juga dilatih untuk melawan 50 orang. Setelah beberapa generasi kemudian, Pasukan Inti hanya didik untuk bertanding melawan 25 orang saja.

Melahirkan Para Pendekar Berprestasi

Untuk melahirkan pengawal para ulama dan bangsa ini, Pagar Nusa selama ini juga telah secara rutin menggelar Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan Festival. Pada tahun ini, Pagar Nusa kembali menggelar Kejurnas dan Festival IV di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Jumat (25/3).

Kejurnas yang mengangkat mengangkat tema “Berdikari Berprestasi” ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Muhammad Siddiq dengan memukul gong. Dalam acara ini juga menampilkan peragaan pencak silat dari pasukan inti Pagar Nusa putra dan putri.

Gus Nabil saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa.

Ketua Umum Pagar Nusa NU, Muhamad Nabil Haroen atau yang biasa dikenal Gus Nabil mengatakan, Pagar Nusa merupakan Pagar NU dan Bangsa, sehingga amanah ini bukanlah perkara mudah. Namun, dia yakin dengan menggelorakan semangat berdikari dan berpretasi Pagar Nusa akan bisa mengemban amanah itu dengan baik.

“Dengan semangat kita yang berdikari, berprestasi, insya Allah kita akan lebih mudah untuk mewujudkan itu semua,” ujar Gus Nabil dalam sambutannya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Muhammad Siddiq menungkapkan kebanggaannya terhadap almarhum Gus Maksum yang telah mendirikan Pagar Nusa pada 3 Januari 1986.

“Beliau lah tokoh penting yang menjadi figur utama pendirian dan pengembangan dari pencak silat yang di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Sungguh merupakan kebahagiaan hari ini kita bisa hadir untuk menyaksikan pembukaan Kejurnas dan Festival IV Pagar NU,” ujar dia.

Dia pun berpesan kepada Pagar Nusa untuk terus mengembangkan ajang kejuaraan tingkat nasional ini, serta terus mengenalkan tradisi pencak silat ke seluruh dunia. “Ini adalah satu hal yang besar, yang penting untuk terus dikembangkan agar kita semua bisa meninggalkan warisan pencak silat untuk para generasi penerus, untuk dinikmati, dan kemudian dikembangkan ke seluruh dunia,” kata Siddiq.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya juga mengucapkan selamat atas terselenggaranya Kejuaraan Nasional dan Festival IV. Dia berharap Kejurnas ini dapat membangkitkan semangat kader Pagar Nusa untuk memperdalam ilmu-ilmu yang diwarisi oleh guru dan para kiai.

“Pagar Nusa bukan hanya soal olahraga, bukan hanya bela diri. Pagar Nusa adalah salah satu metode untuk mencapai barokoh dari sanad rohani yang kita terima dari guru dan kiai kita. Hingga kepada Rasulullah,” jelas kiai yang biasa dipanggil Gus Yahya ini.

Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar berharap Kejurnas ini bisa memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kehidupan bangsa sekaligus memeprkuat NKRI. “Semoga Kejurunas ini mampu melahirkan pendekar yang berdikari, yang berprestasi, membela kiai mati-matian. Hal ini sudah menjadi sebuah momitmen dan semangat anak-anak muda kita,” ujar Kiai Miftach dalam sambutannya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengungkapkan, Pagar Nusa merupakan bagian dari organisasi IPSI yang telah memberikan kontribusi positif untuk perkembangan cabang olahraga pencak silat di Tanah Air.

“Pagar Nusa adalah peguruan pencak silat yang sudah lama berkiprah di Tanah Air dan juga sudah berkontribusi melahirkan atlet-atlet yang akhirnya menjadi bagian dari tim nasional pencak silat Indonesia,” kata Zainudin.

Ketua Panitia Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa, Gus Sastro Adi melaporkan bahwa Kejurnas IV Pagar Nusa kali ini diikuti oleh 407 peserta dengan 19 kontingen/provinsi. Menurut dia, Kejurnas Pagar Nusa kali ini memiliki nilai sakral yang luar biasa, karena mengangkat cita-cita besar untuk berdikari dan berprestasi.

“Memaknai berdikari bukan berarti melakukan segalanya sendiri, tapi menyadari bahwa anugerah, kemampuan, kekuatan kita sampai di sini dan sampai kembali ke rumah hanya karena Allah SWT. Itulah makna berdikari,” kata Gus Sastro.

Penulis: Lailatul Ghufra

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita