Amalan Doa dan Tradisi Unik Malam Nisfu Sya'ban di Pulau Bawean
BOYANESIA -- Pada bulan Sya'ban terdapat malam yang mulia dan istimewa yang dinamakan dengan Malam Nisfu Sya'ban yang jatuh pada Kamis (17/3) malam nanti. Pada malam yang mulia ini, terdapat berbagai amalan dan tradisi unik yang dilakukan masyarakat Pulau Bawean, Gresik.
Dai muda dari Pulau Bawean, Ustaz Aba Abror Al Muqoddam menjelaskan, pada Malam Nisfu Sya’ban masyarakat Bawean secara umum memperbanyak doa kepada Allah dengan doa-doa yang diajarkan oleh para ulama.
Menurut dia, doanya tidak harus langsung dari Rasulullah SAW, karena Allah memberikan kelonggaran bagi hamba-Nya untuk berdoa. Selagi doanya untuk kebaikan, maka dipersilakan untuk membaca doa apapun.
Pada malam Nisfu Sya'ban, menurut dia, masyarakat Bawean biasanya akan membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali di masjid. Hal ini sesuai dengan tuntunan yang disebutkan dalam Kitab Kanzun Najah Wa al-Surur yang ditulis oleh Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Makky as-Syafi'i.
"Beliau menyebutkan di antaranya kita berdoa di Malam Nisfu Sya'ban yaitu dengan membaca Yasin. Ini sudah diterapkan di Bawean. Saya kira di seantero Nusantara juga sudah banyak menerapkan ini, terutama di kalangan Nahdliyin," ujar kiai muda yang akrab dipanggil Gus Aba Abror ini kepada Boyanesia, Kamis (17/3/2022).
Dia menuturkan, Surat Yasin itu dibaca sebanyak tiga kali setelah Sholat Maghrib. Menurut dia, bacaan Yasin yang pertama diniatkan untuk panjang umur. Bacaan Yasin yang kedua diniatkan untuk menolak bala'
"Sedangkan bacaan Yasin yang terakhir, itu diniatkan agar kita tidak merasa bergantung kepada manusia. Berarti, bagaimana kita tidak tama’ terhadap sesama," ucap Gus Aba Abror.
Kemudian, lanjut dia, setiap membaca Yasin diakhiri dengan doa. Namun, menurut dia, ada juga yang membaca doa setelah membaca Yasin tiga kali sekaligus.
"Tapi, ijazah yang saya dapatkan itu per setiap baca Yasin diakhiri dengan doa," kata lulusan terbaik Universitas Al Azhar Kairo Mesir ini.
Berikut Doanya:
Selain mengamalkan Surat Yasin dan doa tersebut, masyarakat Bawean juga memiliki tradisi yang cukup unik pada Malam Nisfu Sya'ban. Gus Aba Abror menjelaskan, setelah membaca Yasin dan doa, masyarakat Bawean biasanya akan berbagi makanan kepada jamaah di masjid.
Bahkan, menurut dia, masyarakat Bawean ada juga yang mengekspresikan dengan cara membuat Berkat (bingkisan) yang berukuran besar seperti dalam tradisi Maulid Nabi di Pulau Bawean. Berkat tetsebut kemudian diangkat ke masjid.
"Di beberapa desa setelah Yasin itu diakhiri dengan angkak-angkaan (berbagi makanan). Bahkan, di rumah istri saya itu tradisi Nisfu Sya’ban itu hampir menyamai maulid. Jadi, saya kaget juga. Karena biasanya di kampung-kampung yang saya sering jumpai itu ala kandarnya," jelas Gus Aba Abror.
Angkatan Berkat pada Malam Nisfu Sya'ban juga dikemas dan dirias dengan rapi seperti dalam tradisi Maulid Nabi. Menurut Gus Aba Abror, anggaran membuat berkat itu sekitar Rp 600 ribu. Setelah selesai membaca Yasin dan doa, angkatan berkat itu kemudian dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarganya masing-masing.
"Jadi, itu tetap dibawa pulang seperti Maulid. Kalau di masjid biasanya ada makanan-makanan ringan untuk dimakan bersama," ujar Gus Aba Abror.
Pengasuh Pondok Pesantren Sirojul Baroya Bawean ini menjelaskan, acara makan bersama di Malam Nisfu Sya'ban tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk ith'amuth tha'am, yaitu memberikan makan kepada sesama.
"Nah, memberi makan itu tidak hanya terbatas pada orang yang tidak mampu. Kalau terbatas pada orang yang tidak mampu nanti itu pembahasannya sedekah dan sebagainya. Tapi, kalau ith'amuth tha'am itu bisa untuk orang kaya, orang miskin, atau siapapun itu," kata Gus Aba Abror.
Penulis: Muhyiddin Yamin