Tiga Setan Paling Menyeramkan di Pulau Bawean

BOYANESIA -- Bawean adalah pulau kecil yang terletak di sebelah utara Kabupaten Gresik di tengah-tengah Pulau Jawa dan Kalimantan. Pulau dengan topografi yang berbukit-bukit ini memiliki pemandangan alam yang sangat asri.
Beberapa objek wisata alamnya sangat memanjakan mata. Namun, di balik keindahan alamnya itu, Bawean juga berbalut cerita-cerita mistis dan cerita hantu. Beberapa pohon besar di Bawean bahkan dipercaya menjadi tempat hunian makhluk astral. Misalnya, di Desa Daun dulu dikenal dengan Pohon Rinjani, pohon angker di yang terletak pesisi pantai dan rawa-rawa.
Hantu sendiri memiliki penyebutan yang sangat beragam di Bawean. Ada yang bilang setan, patakotan, kokotan, kotan-kotan, dan bhellis. Nah, hantu-hantu itu biasanya diceritakan kepada anak-anak menjelang tidur.
Ketika anak-anak perkotaan disuguhkan dengan kisah Cinderella dan Putri Salju, anak-anak di Bawean zaman dulu justru banyak diceritakan berbagai macam hantu. Namun, dalam setiap cerita hantu itu seakan memiliki pesan-pesan tersembunyi.
Berdasarkan cerita hantu dari para orang tua zaman dulu, setidaknya ada tiga hantu yang paling menyeramkan bagi anak-anak Bawean zaman dulu. Inilah dia!
1. Oreng Celleng (Orang Hitam)
Oreng Celleng digambarkan sebagai sosok hantu hitam pekat yang menyeramkan. Bentuknya persis seperti bayangan. Jika kita menoleh padanya dia akan bertambah panjang. Semakin sering kita menoleh dia semakin suka dan tubuhnya semakin memanjang hingga membuat orang yang melihatnya ketakutan.
Oreng celleng juga bisa menjelma sebagai manusia. Dia akan berpura-pura bertamu layaknya manusia pada umumnya, lalu akan mencelakai sang tuan rumah. Kata orang tua, Oreng Celleng biasanya akan bertamu sekitar pukul 21.00 malam ke atas. Untuk mengidentifikasinya, lihatlah pupil matanya. Jika berwarna putih, maka dialah Oreng Celleng.
Lalu bagaimana cara mengusirnya?
Ketika Oreng Celleng ini datang, kata nenek moyang kami, segeralah menyajikan gula merah yang diiris menggunakan peto (parang). Jilatlah irisan gula merah yang menempel pada peto (parang) di depan Oreng Celleng tersebut.
Kunyahlah pelan-pelan dengan mulut yang sedikit terbuka. Hal Itu memberikan kesan padanya seolah-olah kita sedang mengiris lidah, tapi tidak merasa sakit walaupun mulut kita penuh dengan darah. Oreng Celleng mengira kita sakti dan dia akan pergi.
Dari cerita hantu Oreng Celleng ini mungkin ada pesan tersirat dari para orang tua agar anaknya memiliki keberanian. Karena, setiap orang pasti memiliki kelemahan. Selain itu, anak Bawean dididik agar tidak mudah ciut saat menghadapi orang-orang zalim.
2. Ilung Lanjang/ Elong Lanjheng (Hidung Panjang)
Dari segi fisik, hantu ini mirip dengan manusia. Hanya saja, hidungnya sangat panjang sampai ke kaki. Bahkan, hidungnya ini bisa berfungsi sebagai tongkat. Ilung Lanjang biasanya akan mengganggu para wanita yang masih melakukan pekerjaan rumah tangga di malam hari.
Saat bertamu ke rumah si wanita, Ilung Lanjang akan mengetuk pintu tiga kali. Setelah dibukakan pintu, Ilung Lanjang akan bertanya mengapa beraktifitas sendirian sambil membantu apa yang dikerjakan wanita. Sampai akhirnya Ilung Lanjang bilang bahwa dia lapar dan ingin makan.
Jika tidak ada lelaki dewasa satu pun di rumah itu, maka tamatlah riwayat si wanita. Ilung Lanjang akan langsung memakannya. Karena, Ilung Lanjang hanya takut pada laki-laki dewasa.
Dari cerita Ilung Lanjang ini mungkin memberikan pesan kepada anak-anak perempuan agar saat dewasa nanti tidak mudah menerima tamu laki-laki di malam hari. Sosok Ilung Lanjang di sini seakan menggambarkan lelaki hidung belang yang sukanya berbohong layaknya Pinokio.
Cerita hanti Ilung Lanjang ini memiliki versi yang berbeda-beda di setiap daerah di Pulau Bawean. Di daerah lain diceritakan bahwa Ilung Lanjeng ini akan menculik anak kecil yang nakal dan tidak mau tidur. Anak nakal itu akan dibawa oleh Ilung Lanjang menuju kuburan dan ditidurkan di sana. Ada yang mengatakan, akan dibawa ke kuburan dijadikan anak angkatnya.
3. Olo-olo (Hantu Kepala)
Hantu ini dipanggil Olo-olo karena hanya terdiri dari kepala saja, yang bagian lehernya masih dipenuhi dengan darah. Diceritakan, Olo-olo memiliki wajah yang tidak jelas, tatapi dua bola matanya sangat besar. Dia akan menghantui siapa saja yang masih berada di luar rumah pada waktu menjelang Maghrib.
Biasanya, hantu kepala tanpa tubuh ini akan jatuh dari pepohonan, sehingga orang mengira ada buah yang jatuh. Jika menoleh dan melihatnya, maka Olo-olo itu akan menggelinding mendekat. Ketika kita sadar dan mulai berlari ketakutan, Olo-olo juga akan menggelinding semakin dekat dan mengikutinya sampai ke rumah.
Orang yang berhasil ditempeli oleh Olo-olo akan sawan dan susah untuk disembuhkan. Lalu bagaimana cara menghindarinya? Selain membaca doa, abaikan saja jika mendengar suara gedebuk di bawah pohon.
Cerita hantu Olo-olo ini juga menyimpan pesan tersirat. Hantu ini diceritakan agar anak-anak di Pulau Bawean segera pulang jika sudah masuk waktu Maghrib untuk kemudian berangkat mengaji di langgar-langgar.
Penulis: Elge
Editor: Muhyiddin Yamin
