Budaya

Korcak, Seni Tradisional Bawean yang Terlupakan

Pemuda Bawean menampilkan kesenian tradisonal Bawean, Korcak. 
Pemuda Bawean menampilkan kesenian tradisonal Bawean, Korcak.

BOYANESIA -- Suku Bawean memiliki beragam kesenian tradisional yang merupakan bagian penting dari warisan budaya mereka. Suku Bawean adalah kelompok etnis yang berasal dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa timur. Kesenian tradisional orang Bawean mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah mereka.

Salah satu seni tradisional yang dimiliki suku Bawean adalah Korcak. Sayangnya, anak Bawean generasi sekarang ini banyak yang tidak mengenal kesenian ini. Bisa dibilang Korcak termasuk salah satu seni tradisional yang mulai terlupakan.

Dikuip dari buku “Bawean: Keunikan, Budaya, dan Tradisi” karya Hamim Farhan dkk terbitan deepublish,Korcak merupakan seni tradisional yang memiliki corak tari tersendiri. Pada umumnya, korcak menjadi suguhan pada acara nikahan untuk mengiringi rombongan mempelai pria ke tempat mempelai wanita dan sebaliknya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Seni tradisional Korcak Bawean digolongkan dalam rumpun seni hadrah, yaitu seni yang disakralkan dalam kehidupan bermasyarakat karena mengandung pujian-pujian terhadap Rasulullah. Seni Korcak memadukan antara alat rebbana, dungdung (red: Bawean), tari rampak kalangan pemuda dan diiringi lagu bersenandung pujian bagi Rasulullah (menendangkan sholawatan dalam kitab berzanji).

Seni Korcak Bawean sampai saat ini tetap benuansa islami, pemainnya hanya dilakukan oleh kaum adam dengan berpakaian khas ala melayu. Selain itu, tariannya tampak rampak dengan mengedepankan kesopanan seiring dengan lantunan pujian-pujian yang mengikuti gemercak gemulainya musik perpaduan rabbana dan dungdung.

Banyak Seni tradisional Bawean yang mengedepankan seni tar. Seni tari yang dimiliki oleh suatu daerah di Bawean berbeda-beda, ada yang beranggapan bahwa Seni Korcak Bawean merupakan modifikasi hasil perpaduan antara seni gelipang, kercengan, albanjari dan zamrah, yang yang diformulasikan untuk seni tradisional bagi kalangan kaum pria.

Namun, entah kenapa seni Korcak Bawean tidak berkembang seperti seni tradisional lainnya. Mungkin karena pemainnya adalah laki-laki, yang kurang percaya diri untuk tampil dalam arena pertunjukan yang mayoritas penontonnya adalah dari kalangan kaum hawa.

Di samping itu, kemampuan membawakan bacaan berzanji, menyebabkan hanya dusun-dusun tertentu yang mampu mempertahankan Seni Korcak Bawean ini. Hingga 2017 lalu, grup Seni Korcak Bawean yang eksis hanya dua Desa saja, yaitu Desa Patarselamat ( Dusun Gunungmalang, Dusun Bungaran, Dusun Kuduk-Kuduk, dan Dusun Sukela), dan Desa Gunungteguh (Dusun Menara dan Dusun Gunungsoka) Kecamatan Sangkapura.

Istilah Korcak diambil dari bentuk kreasi seninya, yaitu pembawa lagu terdiri atas sekelompok orang yang menendangkan bersama berupa nyanyian berisi puji-pujian terhadap kanjeng Rasulullah, yang dalam seni suara disebut ‘kor’, kemudian kumandang lagu tersebut diikuti rampaknya kercek yang ada pada rabbana mengiringi alunan musik dari detak-dentum dungdung, dan sangat tampak mempengaruhi gerakan pelakunya yang kelihatan rancak, sehingga seni hadrah ini disebut korcak.

Seni Korcak asalnya berkembang di Desa Patarselamat, yaitu di Dusun Sukela yang digagas oleh Ahmad Qasidah seorang pendatang yang berasal dari Sumatera dan menetap di Dusun Sukela tersebut. Asal muasalnya seni tradisional korcak ini hanya diperuntukkan untuk mengiringi rombongan dalam mengantarkan penganten pulang ke tempat mempelai wanita, atau sebaliknya mengantarkan penganten bermain ke rumah orang tua mempelai pria.

Dalam pekembangannya untuk menghibur rombongan setelah sampai di tempat pelaminan, dibuatlah kreasi tarian untuk mengiringi lantunan syahdu dari musik korcak tersebut. Konon, yang mempeloporinya adalah Group Korcak Menara.

Keunikan Seni Korcak Bawean terletak pada kreasi gerakan tari yang terkesan santun. Setiap Dusun yang ada di Desa Patarselamat dan Gunungteguh memiliki corak tari tersendiri dengan nilai serta filosofi kreatifnya masing-masing, yang kemudian dipertahankan dari generasi ke generasi.

Seiring dengan perkembangan zaman, Seni Korcak sudah mulai terpinggirkan, hampir tidak pernah ditampilkan dalam efen festival ataupun dalam pagelaran seni yang diselengggarakan setiap tahunnya, kecuali dalam adat budaya resepsi mantenan masih banyak yang mengangkat seni korcak sebagai hiburannya.

Sebagai daerah yang dicanangkan sebagai daerah tujuan wisata, semestinya seni korcak tersebut dikemas dalam bagian paket wisata seni Bawean, agar mampu memberikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bawean.

Seni Korcak Bawean harus diberi kesempatan untuk ditampilkan dalam pagelaran seni etnik Bawean setiap tahunnya, apalagi jika diikutsertakan dalam lomba, serta ditampilkan pada saat ada rombongan wisatawan datang berkunjung ke Bawean. Hal ini penting supaya kesenian ini tidak mengalami kepunahan.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita