Risalah Asadiyah, Tiga Kitab Karya KHR Asad Syamsul Arifin
BOYANESIA -- Di Jawa Timur, tepatnya di Situbondo ada seorang ulama besar yang karismatik. Ia adalah KHR As’ad Syamsul Arifin. Beliau adalah seorang kiai NU yang memiliki jutaan santri dari berbagai daerah di Indonesia.
Merujuk Ensiklopedia NU Jilid 1 (2014: 147), KH As’ad Syamsul Arifin lahir di Makkah pada 1897 M/1315 Hijriyah dari pasangan KH Syamsul Arifin dan Nyai Hj Siti Maimunah ketika mereka menunaikan ibadah haji. Beliau wafat pada 4 Agustus 1990 dan dimakamkan di komplek Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo.
Semasa hidupnya, Kiai As’ad pernah menulis tiga kitab risalah, yaitu Risalah At-Tauhid, Risalah At-Thariqat, dan Hadzihi Risalah Bai’atu Ad-Dzikri Wa Silsilah Al-Qadariyah Wa An-Naqsyabandiyah. Penulis kemudian menyebut ketiga kitab ini sebagai Risalah As'adiyah.
Kiai As'ad menulis ketiga kitab tersebut dengan huruf Arab berbahasa Madura. Pahlawan nasional ini membuat tulisan berbahasa Madura agar masyarakat dan santrinya bisa memahami ajaran tauhid dan thariqat dengan mudah.
"Tulisan ini sebagai ganti dari nasihat saya secara lisan," tulis Kiai As'ad yang diterjemahkan dari Bahasa Madura dalam Risalah At-Tauhid.
Kearifan yang tersembunyi di dalam Risalah As'adiyah sangat banyak, khususnya tentang ajaran tauhid dan thariqat. Kitab ini masih relevan untuk dikaji dengan konteks kekinian. Apalagi, sisi ketauhidan umat Islam saat ini sudah mulai terkikis oleh pengaruh modernisme.
Dalam Risalah At-Tauhid, Kiai As'ad menjelaskan tentang ajaran tauhid yang banyak dikutip dari kitab-kitab klasik dan ajaran tokoh ulama terdahulu. Lebih spesifik lagi, kitab ini menjelaskan tentang aqaid yang lima puluh, macam-macam fana’ dan hukum, rukun iman dan tingkatannya, nasihat tentang thariqat untuk para santri, syarat menjadi guru thariqat, penjelasan tentang wali, dan macam-macam hawa nafsu.
Dalam Risalah At-Thariqat, Kiai As'ad memaparkan tentang ajaran thariqat beserta silsilah beberapa aliran thariqat. Lebih spesifik lagi, kitab ini menjelaskan tentang silsilah thariqat Qadariyah-Naqsyabandiyah, beberapa thariqat yang diikuti Kiai As’ad, thariqat Naqsyabandiyah, dzikir-dzikir thariqat, macam-macam lathifah, cara talqin dan bai’at, cara menjalankan thariqat Qadariyah, dan macam-macam muraqabah.
Sementara, dalam kitab Hadzihi Risalah Bai’atu Ad-Dzikri Wa Silsilah Al-Qadariyah Wa An-Naqsyabandiyah, Kiai As'ad lebih fokus menjelaskan tentang atata cara bai’at, berdzikir, dan mengungkap silsilah thariqat Qadariyah dan thariqat Naqsyabandiyah.
Risalah As’adiyah adalah salah satu kitab yang ditulis untuk memperkuat keimanan umat Islam. Di dalamnya, Kiai As’ad menjelaskan tauhid guna memberikan dasar pemahaman atas keimanan umat Islam, khususnya untuk umat yang dianggap lemah atau yang masih berada dalam tingkatan bodoh (awam).
Pemikiran Kiai As’ad khususnya tentang tauhid dan tarekat sudah bisa dikaji oleh santri-santrinya ataupun masyarakat secara umum. Karena, kitab Risalah As'adiyah sudah diterjemahkan dan dikaji di dalam skripsi berjudul "Pemikiran K.H.R. As'ad Syamsul Arifin tentang Tauhid dan Thariqat (Kajian Filologis terhadap Risalah As'adiyah)".
Skripsi tersebut ditulis oleh Muhyiddin untuk meraih gelar sarjana di Jurusan Aqidah dan Filsafat, Fakuktas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skrispi tersebut sekaligus sebagai upaya menyelamatkan karya-karya yang sarat dengat kearifan lokal.