Gus Nabil: Tahun Baru Hijriyah Semangat Berbakti pada Negeri
BOYANESIA -- Umat Islam telah memperingati Tahun Baru Islam 1445 Hijriah. Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU), Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) mengatakan, momentum tahun baru Islam kali ini menjadi semangat untuk berkhidmat pada negeri.
“Tahun Baru Hijriyah, semangat untuk berbakti kepada negeri. Tahun baru Hijiriyyah seharusnya menjadi momentum kita semua untuk berbakti. Khidmah untuk agama dan bangsa Indonesia,” ujar Gus Nabil dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (20/7/2023).
Sedangkan sebagai santri, Tahun Baru Islam ini harus menjadi mementum untuk berkhidmat untuk pesantren, Nahdlatul Ulama (NU) dan juga untuk bangsa. “Sebagai santri, khidmah utama untuk pesantren, NU dan juga untuk bangsa Indonesia,” ucapnya.
Gus Nabil mengatakan, Tahun Baru Hijriyah 1445 H juga menjadi ruang kontemplasi untuk masyarakat muslim semua. Menurut dia, awal Muharram menjadi kesempatan bagi setiap muslim untuk berefleksi atas apa yang terjadi setahun sebelumnya dan menatap masa-masa mendatang dengan hal-hal yang lebih baik.
“Tahun baru adalah momentum perbaikan, muhasabah diri, untuk mencari titik pencapaian terbaik dalam hidup,” kata Gus Nabil.
Dia menambahkan, Islam juga mengajarkan setiap pemeluknya untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama. Karena, dalam hadits dikatakan bahwa khoirunnas anfauhum linnas, yaitu sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama.
“Semangat inilah yang seharusnya mendorong kita untuk berbuat bagi kepada sesama manusia. Juga kepada alam semesta. Bahwa, tugas manusia itu untuk menjaga alam, menggunakan kreatifitas untuk menciptakan kemaslahatan bersama,” jelas Gus Nabil.
Memasuki tahun politik, dia pun mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk menjaga kedamaian negeri ini. Menurut dia, masyarakat tidak boleh berpecah belah hanya karena adanya perbedaan pandangan politik.
“Maka, kita juga harus bersama-sama menjaga Indonesia di tahun politik sekarang ini, agar tetap damai, tidak ada perpecahan karena perbedaan pandangan politik. Semuanya bergerak dengan tujuan yang sama untuk negeri,” ucap Gus Nabil.