News

Tidur Saat Ngaji Kitab Kuning, Guru Besar UIN Suka Gambar Pulau Bawean

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta, Prof Machasin saat menjadi pembicara dalam Halaqah Ulama Nasional di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur Rabu (12/7/2023). Foto: Tangkapan Layar
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta, Prof Machasin saat menjadi pembicara dalam Halaqah Ulama Nasional di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur Rabu (12/7/2023). Foto: Tangkapan Layar

BOYANESIA -- Salam sobat Boyan.... Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta, Prof Machasin menceritakan pengalamannya saat mengaji kitab kuning di pesantrennya zaman dulu. Cerita ini disampaikan Prof Machasin saat menjadi pembicara Halaqah Ulama Nasional di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur Rabu (12/7/2023).

Kitab kuning yang diajarkan di pesantren, menurut dia, biasanya tidak dijilid. Karena itu, saat mengaji di pesantren, Prof Machasin biasanya hanya mengambil beberapa lembar dari kitab kuning tersebut. Lembaran itu lah yang dibawa ke kiainya untuk mengaji.

“Yang bisa diambil lalu digulung, masukkan saku, lari ke kiai belajar. Saya dulu begitu ketika di pesantren, dan biasanya ngajinya itu malam-malam,” ujar Prof Machasin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Setelah melaksanakan sholat Tarawih di bulan Ramadhan misalnya, Prof Machasin akan mengaji kepada kiainya. Namun, saat tangan kanannya memegang pena dan sudah dimasukkan ke Tinta, maka saat itu lah tangannya bisa bergerak sendiri, dan bahkan membuat gambar Pulau Bawean maupun Pulau Madura.

“Habis sholat tarawih, ngaji begitu. Tangan kanan pegang qolam (pena), sudah dimasukkan ke tinta, tapi lalu begitu mau nulis, tidur. Akhirnya, kitab yang dipakai untuk ngaji itu biasanya ada garisnya ke mana-mana, ada gambar Pulau Madura, Pulau Bawean, karena liurnya keluar juga. Jadi pengalaman saya ngaji di pesantren dulu begitu,”ucap Prof Machasin.

Namun, tentu saja apa yang disampaikan Prof Machasin ini hanya sebuah ungkapan yang melebih-lebihkan. Tidak sampai membuat gambar Pulau Madura atau gambar Pulau Bawean sungguhan.

Pulau Madura sendiri mungkin sudah banyak orang tahu. Namun, di manakah Pulau Bawean yang disebutkan Prof Machasin tersebut? Nah, Pulau Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, di sebelah utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau Putri ini berjarak sekitar 130 kilometer sebelah utara Gresik.

Pulau Bawean memiliki luas sekitar 200 kilometer persegi. Untuk mencapai Pulau Bawean, wisawatan dapat menggunakan kapal dari Pelabuhan Gresik menuju Pelabuhan Sangkapura di Bawean atau naik pesawat kecil dari Bandara Juanda ke Bandara Harun Thohit Bawean.

Itulah sekilas kisah Prof Machasin saat mengaji di pesantren dulu. Prof Machasin memang merupakan santri tulen dari pesantren. Karena itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini selama tiga tahun terakhir juga sering menggelar pengajian online di Facebook.

Setidaknya ada dua kitab yang dikaji Prof Machasin di Facebook. Pertama, yaitu kitab tafsir Faidlurrahman karya KH Soleh Darat. Kedua, kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan karya melegenda Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri al-Jawi.

Dua kitab itu dibaca Prof Machasin karena merupakan karya ulama nusantara. Kendati demikian, menurut dia, dua kitab tersebut kini sudah tidak dipelajari lagi di pesantren. “Jadi orang pesantren sudah tidak baca lagi dua kitab ini. Yang satu berbahasa Jawa, yang satu berbahasa Melayu,” ujar Prof Machasin.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita