Saat Jamaah Haji Indonesia Tebar Pesona di Makkah
BOYANESIA -- Setiap tahunnya, ada ratusan ribu jamaah Indonesia yang melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Di zaman yang serba teknologi sekarang ini, jamaah haji Indonesia kini sudah bisa menelpon dan bahkan melakukan video call dengan anak atau keluarganya secara langsung dari Makkah.
“Nak, ini bapak sedang thawaf, kamu angkat tangan ya, baca amin. Bapak akan mendoakanmu, dan tolong lihat di HP-mu juga biar biasa telekonfensi juga dengan yang lain.” Begitu lah kira-kira. Dan masih banyak lagi praktik lainnya, seperti tebar pesona dengan melakukan tren selfie di Masjid Nabawi dan dibagikannya ke media sosial.
Namun, aksi tebar pesona kali ini bukan karena tren, tapi karena ada keyakinan bahwa kalau kita sudah biasa menebar pesona di Tanah Suci, maka sesampainya di Tanah Air orang akan tetap terpesona dengannya.
Karena itu, ada beberapa jamaah Indonesia kemana-mana sok gagah, senyum, alim, dan banyak sedekah. Seperti halnya kisah Pak Sujalmo, jamaah haji asal Bangkalan, Madura, yang tebar pesona dengan surbannya ketika melaksanakan haji di Makkah.
Dalam buku “Orang Madura Naik Haji” karya Abdul Mukti Thabrani dikisahkan bahwa kemana-mana, Sujalmo selalu memakai surban tiga lapis. Satu dililitkan di kepala seperti Sunan Ampel, yang satu lagi dijadikan selendang ala Sunan Bonang, dan yang satunya dipegang buat usap-usap muka yang berkeringat model Sunan Kalijaga.
Tidka hanya itu, tasbih juga dikalungkan di leher seperti Bang Haji Rhoma Irama. Legkap sudah tebar pesona yang ia lakukan. Mumpung lagi di Tanah Suci, mumpun lagi haji. Tidak masalah bagi Sujamo walaupun orang-orang melihatnya dengan takjub, yang penting niatnya.
Sujalmo tampil prima di Tanah Suci agar setelah tiba di Indonesia bisa tampil prima dan menuai simpati. Niatnya, ya tentu saja, “Innallaha jamiil yuhibbul jamaal.” Artinya: “Allah itu indah dan suka keindahan”. Maka, kalau ada orang tebar pesona di mana pun, jangan sirik, biarkan saja.