Bawean Lumpuh, Bupati Gresik Minta Kapal Perang ke Panglima TNI
BOYANESIA -- Cuaca ekstrem yang sudah berlangsung beberapa hari ini melumpuhkan penyebrangan kapal penumpang rute Gresik-Bawean. Kapal Viber Cepat Express Bahari yang selama ini melayani warga Bawean tidak mampu melawan tingginya gelombang. Begitu juga kapal pengangkut barang.
Karena itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengirimkan surat permohonan bantuan kapal kepada Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam surat tertanggal 27 Dsember 2022 ini, Akhmad Yani menyampaikan kondisi gelombang tinggi yang membuat pelayaran dari Gresik ke Bawean tertunda.
Kondisi tersebut berakibat terhambatnya fungsi distribusi logistik sembako dan evakuasi warga yang tertahan di Pulau Bawean, serta tertundanya pengiriman bahan bakar compressed Natural Gas (CNG) untuk suplai Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Bawean.
“Sehubungan dengan hal tersebut mohon bantuan armada kapal sampai keadaan cuaca membaik,” dikutip dari surat yang diteken Bupati Gresik tersebut.
Surat permohonan tersebut dibenarkan oleh Kepala Dishub Gresik, Tarso Sagito. Namun, Tarso belum dapat memastikan kapan perang tersebut dapat dioperasikan untuk melayani penyebarangan Gresik-Bawean.
“Bener mas tapi ini masih dikoordinasikan lagi terkait kapan pelaksanaannya,” ujar Tarso saat dikonfirmasi Boyanesia, Rabu (28/12/2022).
Sementara itu, Ketua PCNU Bawean KH Fauzi Rauf bersyukur Bupati Gresik telah mengajukan permohonan bantuan kapal perang tersebut. Karena, menurut dia, masyarakat Bawean yang akan berlayar ke Gresik memang sudah menumpuh.
“Bupati sudah mengeluarkan surat permohonan untuk menyediakan kapal perang, itu untuk melayani rute Bawean-Gresik untuk beberapa kali trip. Karena memang sudah menumpuk ini masyarakat yang di Bawean yang harus nyebrang,” ujar Kiai Fauzi saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).
“Itu sudah cukup banyak menumpuk. Demikian juga yang di Gresik. Alhamdulillah ini ada kabar baik dari pemerintah,” imbuhnya.
Namun, Pengasuh Pondok Pesantren Pondok Pesantren Umi Rotiah ini mengatakan, seharusnya fenomena ini sudah dapat diantisipasi oleh pemerintah sejak jauh hari. Karena, menurut dia, kejadian ini sudah puluhan kali terjadi.
“Pemerintah harus mempersiapkan ini sejak dini. Ini kan sudah puluhan tahun fenomena kayak begini terjadi, bukan hanya setahun dua tahun. Jadi kalau kita tercebur dalam lubang yang sama dua kali kan masuk kategori dungu kita ini,” pungkasnya.
Pewarta: Muhyiddin Yamin