News

Cyber Islamic University Ramai Peminat, Kemenag akan Totalitas pada 2024

Cyber Islamic University banyak diminati masyarakat

BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Salah satu program prioritas Kementerian Agama (Kemenag), Cyber Islamic University mulai banyak diminati masyarakat. Karena itu, pada 2024 mendatang, Kemenag akan totalitas mengoperasionalkan program tersebut.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, program Cyber Islamic University yang digulirkan sejak 2021 ternyata banyak diminati masyarakat. Program pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini merupakan salah satu dari tujuh program prioritas yang ditetapkan Kemenag di bawah kepemimpinan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam program ini, Menag Yaqut telah menunjuk IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai kampus siber. Tahun depan, Kemenag akan menambahkan prodi baru untuk program PJJ, yakni S2 dan S1 Pendidikan Agama Islam (PAI), S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA), S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), S1 Aqidah Filsafat Islam (AFI).

Baca Juga: Tata Cara Mengerjakan Sholat Dhuha, Lengkap dengan Niat dan Doanya

Selain itu, ada penambahan untuk prodi S1 Hukum Keluarga Islam (HKI), S1 Tadris Ilmu pengetahuan Sosial (T. IPS), S1 PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini), dan S1 Sejarah dan Peradaban Islam (SPI).

“Dukungan sarana dan prasarana kampus siber ini semuanya sudah terpenuhi 100 persen. Sehingga Tahun Akademik 2024/2025 pembelajaran jarak jauh tidak hanya untuk Prodi PAI saja, tapi program sarjana dan magister juga sudah dapat kita selenggarakan,” ujar Ali Ramdhani dalam siaran pers yang diterima, Jumat (22/12/2023).

Pria yang akrab dipanggil Kang Dhani ini menjelaskan, selama tiga tahun terakhir program Cyber Islamic University telah diikuti sebanyak 3.339 mahasiswa. Mereka berasal dari 36 provinsi di seluruh penjuru Indonesia.

Baca Juga: Lirik Jamal Kudu Film Animal T-Series, Lagu Jadul Persia yang Kembali Viral

Tingginya minat untuk mengikuti kuliah siber ini karena mahasiswa merasa sangat dimudahkan. Mahasiswa dan dosem tidak lagi harus bertemu secara fisik di ruang kelas, sehingga program ini juga sangat membantu para guru-guru madrasah, sekolah, pesantren dan lainnya yang berada jauh dari kampus untuk melanjutkan tingkat pendidikannya.

Sememtara itu, Ketua Jurusan PJJ PAI IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Moh Ali menjelaskan, kuliah di kampus siber ini dilakukan melalui dua metode. Pertama, metode belajar sinkronus-asinkronus dan ditambah dengan video pembelajaran serta e-modul yang bisa diakses para mahasiswa kapan saja dan di mana saja. Kedua, dilakukan secara tatap muka selama empat kali dalam satu semester.

"Kita online fleksibel. Tapi secara kualitas tetap terjaga karena kami memiliki tim pemantau melalui Lembaga Penjaminan Mutu," ucap dia.

Baca Juga: Peternak di Serang Bunuh Pencuri Kambing, Bagaimana Islam Memandang?

Meskipun program ini digelar di IAIN Syekh Nurjati, kata dia, para dosen yang berjumlah 302 orang berasal dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pihaknya juga merekrut tutor dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di 19 provinsi. Bahkan, sebagian tutor ada yang dari luar negeri seperti Ohio University dan Hankuk University Korea Selatan.

Mahasiswa PJJ PAI terbagi menjadi dua kelompok, yakni beasiswa dan non-beasiswa. Saat ini, kelas PAI terbagi dalam 74 kelas. Rinciannya, empat kelas untuk angkatan pertama, 40 kelas untuk angkatan kedua, dan 30 kelas untuk angkatan ketiga.

“Sebetulnya sudah ada keinginan masyarakat dari sejumlah negara, baik WNI maupun WNA untuk dapat mengikuti program PJJ IAIN Syekh Nurjati itu sejak beberapa waktu. Mereka merupakan mahasiswa dari Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga Swiss dan Belanda,” kata Ali.

 

 

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita