News

Harga LNG Diperkirakan akan Melemah Pada 2026

Founder and chairman Facts Global Energy (FGE), Dr Fereidun Fesharaki

BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Pakar gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), Fereidun Fesharaki menyampaikan pandangannya tentang dinamika pasar minyak, LNG, dan gas internasional saat ini, serta perkembangan yang tengah berlangsung di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik.

Hal ini disampaikan Fesharaki saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Menavigasi Ketidakpastian yang Meningkat di Pasar Gas Global" yang digelar oleh Indonesian Gas Society (IGS) di Jakarta pada Kamis (2/11/2023).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Founder and chairman Facts Global Egergy (FGE) ini menuturkan, dasar-dasar industri minyak dan gas tetap kuat. Menurut Fesharaki, pertumbuhan permintaan diperkirakan akan terus berlanjut, dengan permintaan minyak mencapai puncaknya pada awal 2030-an dan permintaan gas meningkat hingga pertengahan tahun 2040-an.

Baca Juga: Lirik Lagu Walisongo yang Viral di Tiktok: Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim (Oashu Id Remix)

Dalam jangka pendek, menurut Fesharaki, pasar minyak dan LNG menjadi lebih ketat setelah diberlakukan sanksi terhadap Rusia dan terjadi pemangkasan produksi minyak dari negara-negara OPEC.

Karena itu, menurut dia, pemerintah dan pemain industri perlu memantau ketidakpastian yang meningkat di pasar minyak dan LNG, serta mengelola kebijakan pengembangan dan pemanfaatan energi mereka dengan hati-hati.

Permintaan LNG yang meningkat terjadi di tengah kurangnya pasokan baru yang diperkirakan akan membuat pengetatan pada pasar dan menimbulkan harga tinggi hingga proyek LNG internasional baru mulai beroperasi antara tahun 2025-2028.

Baca Juga: Niat Sholat Dhuha dan Jumlah Rakaat yang Disunnahkan

Menurut Fesharaki, dengan penambahan kapasitas produksi LNG sebanyak 200 juta ton per tahun atau peningkatan sebesar 50 persen, maka harga LNG diperkirakan akan melemah pada 2026. Sementara, pasokan baru dibutuhkan pada awal 2030-an setelah ketersediaan dipasar berkurang pada awal 2030-an.

Dalam jangka panjang, menurut Fesharaki, harga LNG diperkirakan berkisar antara US$ 8 hingga US$ 9 per MMBTU yang dikirim ke Asia (dalam mata uang riil). Untuk itu, dalam mencapai target yang ditetapkan maka proyek-proyek gas dan LNG baru perlu bersaing dengan harga tersebut.

"Meskipun arah dunia bergerak menuju energi hijau, namun percepatan transisi masih menjadi pertanyaan. LNG dan gas akan terus memainkan peran sentral dalam transisi energi. Pasokan LNG baru mulai tahun 2025 akan memberikan peluang bagi Indonesia dan pembeli lainnya dari Asia dan Eropa untuk mendapatkan manfaat dari LNG yang lebih terjangkau guna mendorong perkembangan ekonomi dan pertumbuhan," jelas Fesharaki.

Baca Juga: Niat Sholat Tahajud Pendek dan Mudah

Dalam forum diskusi tersebut juga membahas tentang strategi potensial untuk memastikan keamanan energi dan keterjangkauan di Indonesia.

Untuk memenuhi permintaan energi domestik yang mengalami peningkatan, Indonesia akan mendapatkan sisi manfaat dari pendekatan realistis dalam memastikan pasokan LNG/gas dari berbagai sumber internasional dan dalam negeri.

Dalam hal ini negara harus mempertimbangkan insentif yang kompetitif untuk menarik investor yang akan membawa sumber daya energi domestik Indonesia ke pasar global.

Baca Juga: Chord Lagu Malam Pagi Saixse yang Viral di TikTok

Namun, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) akan memberikan subsidi yang besar untuk energi bersih, dan Indonesia akan melihat terlebih dahulu teknologi apa yang akan muncul dan bagaimana menghitung penurunan biaya sebelum mengalokasikan sumber daya yang substansial.

Sementara itu, Ketua IGS, Aris Mulya Azof menjelaskan, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Indonesia harus mencapai pertumbuhan PDB rata-rata sebesar tujuh persen. Menurut dia, pembangunan seperti ini memerlukan peningkatan pasokan energi bersih yang terjangkau.

“Pemerintah dan sektor industri harus berkolaborasi untuk menciptakan keseimbangan strategis antara pasokan gas lokal dan internasional, sambil meningkatkan kapasitas energi terbarukan,” kata Aris.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita