GFI Salurkan Bantuan Darurat untuk Penyintas Agresi Israel ke Gaza
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID – Lembaga Kemanusiaan Golden Future Indonesia (GFI) menyalurkan bantuan darurat bagi penyintas agresi Israel ke jalur Gaza, Palestina. Bersama mitra strategis dan relawan lokal Gaza, GFI menyalurkan bantuan berupa bantuan paket makanan hot meals, kruk dan obat-obatan.
Bantuan tersebut diberikan kepada para penyintas yang selamat dari puing-puing reruntuhan di Bahrain School, Tal Al-Hawa & Medical Tools, dan Rumah SAkit Al-Shifa, Zeitoun, Gaza.
"Pada fase emergency ini yang sudah memasuki hari ke-13, kami juga memberikan bantuan berupa dana agar meringankan beban yang diterima,” ujar Head of Program & Partnership GFI, Muhammad Ebrian dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (21/10/2023).
Baca Juga: One Piece: Penjelasan Lengkap Harta Karun Buah Iblis di God Valley
Seperti diketahui, ribuan warga Palestina telah berpulang ke sisi-Nya lantaran menjadi korban kekerasan Israel yang dengan tegas menyatakan perang pada Ahad (8/10/2023) lalu.
“Kami mendukung negara Palestina agar terbebas dari berbagai macam kekerasan serta penjajahan yang selaras dengan pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” ucap Ebrian.
Tercatat, hingga Kamis (19/10/2023) sore, jumlah korban tewas di Palestina ada sebanyak 3.500 orang dan korban luka-luka sebanyak 12 ribu orang lebih, yang terdiri masyarakat sipil, anak-anak, wanita serta jurnalis, dan relawan kemanusiaan.
Baca Juga: Gabung Al-Nassr Juga, Ronaldo Junior Pakai Nomor 7
Tidak hanya itu, banyak akses yang terputus dan mengalami krisis listrik dan air. Sudah hampir tidak ada lagi tempat yang aman di Gaza, mulai Kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak serta lansia akibat konflik yang tak berkesudahan ini.
Meresponse kejadian tersebut, GFI pada Selasa (15/10/2023) tersebut telah menyalurkan bantuan secara bertahap. GFI mengirim bantuan darurat bagi para penyintas yang terdampak perang Israel di Gaza, yang mayoritas menjadi korban dan mengungsi ke sekolah-sekolah dan tenda-tenda yang ada.
“Ada 2,3 juta rakyat Gaza yang terancam. Saat ini fokus Golden Future Indonesia merespons bantuan emergency bagi masyarakat sipil, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya khususnya para korban dan warga sipil yang sudah kehilangan rumahnya,” kata Ebrian.
Baca Juga: One Piece: Apakah Gorosei Itu Manusia?
Berbagai cara akan di tempuh sesuai alur koordinasi dengan para pemangku kepentingan strategis, dan berbagai stakeholder untuk memberikan dukungan terbaik demi sebuah solusi atas permasalahan krisis kemanusiaan berkepanjangan dan terus bergulir setiap tahun.
“Melalui Solidaritas Indonesia untuk Palestina Semoga, kami semua berharap kedamaian tidak adalagi konflik dan peperangan lagi serta kekerasan Israel di atas tanah Palestina tak lagi menorehkan korban, luka dan air mata,” jelas Head of Marketing Communication GFI, Faruq Naufal.
Berdasarkan informasi terkini, warga Gaza masih memerlukan bantuan pangan, layanan kesehatan, khususnya bagi anak dan kelompok rentan, bantuan psikososial untuk mengurangi trauma, dan layanan pendidikan.
Baca Juga: Naik Motor Pakai Kopyah Tanpa Helm Bagaimana Hukumnya? Ini Penjelasan KH Afifuddin Muhajir
Akibat dari pemutusan saluran energi oleh Israel, saat ini pasokan listrik ke Gaza hanya cukup untuk 2-3 jam saja per harinya. Hal ini tentu akan membawa dampak besar bagi layanan darurat kesehatan untuk para penyintas kekerasan Israel di Palestina.
Kondisi di atas kemudian juga diperburuk oleh kenyataan bahwa akses air bersih juga terputus yang berarti membahayakan segenap masyarakat Palestina.
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric mengatakan, saat ini banyak orang tidak memiliki akses ke listrik dan internet, dan akan segera kehabisan persediaan makanan dan air yang penting untuk kehidupan mereka.
Baca Juga: Mengenal Mahfud MD, Benarkah MD Singkatan dari Madura?
“Kerusakan fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400 ribu orang,” kata Dujarric dikutip dari BBC, Senin (9/10/2023).
“Pembangkit listrik Gaza sekarang menjadi satu-satunya sumber listrik dan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari,” jelas Dujarric.
Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, GFI pun mengajak masyarakat Indonesia dan memperkuat solidaritas untuk pembebasan serta perdamaian di Palestina.