Dua Macam Ubudiah Manusia dalam Mencapai Makrifatullah
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, manusia diutus ke dunia sebagai tamu dan petugas. Ia diberi sejumlah bakat dan potensi yang sangat penting. Karena itu, ia juga diberi berbagai tugas penting.
Agar manusia dapat menunaikan tugasnya dan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuannya, ia diberi motivasi dan ancaman. Di sini kami akan menjelaskan secara global sejumlah tugas manusia berikut landasan ubudiah yang telah kami jelaskan di tempat lain.
Hal itu agar rahasia ahsanu taqwim dapat dipahami Kami tegaskan bahwa setelah datang ke dunia ini, manusia memiliki ubudiah dari dua sisi:
Baca Juga: Georgina: Cristiano Ronaldo Luar Biasa dalam Segala Hal
Sisi pertama: ubudiah dan tafakkur secara gaib (tidak langsung).
Sisi kedua: ubudiah dan munajat dalam bentuk dialog dan komunikasi langsung.
Sisi pertama berupa sikap membenarkan disertai ketaatan terhadap kekuasaan rububiyah yang terlihat di alam ini serta melihat kesempurnaan dan keindahan-Nya dengan penuh takjub. Kemudian sikap mengambil pelajaran dari keindahan goresan Asmaul Husna yang suci serta menyerukan dan memperlihatkannya kepada pandangan sesama makhluk.
Baca Juga: Begini Cara Menjadi Manusia Kuat Menurut Ulama Turki
Lalu menimbang permata dan mutiara nama-nama tersebut—sebagai kekayaan maknawi yang tersembunyi—dengan timbangan pengetahuan sekaligus menghargainya dengan penuh rasa hormat yang bersumber dari kalbu.
Setelah itu, bertafakkur dengan penuh takjub di saat menelaah lembaran bumi dan langit serta seluruh entitas yang laksana tulisan pena qudrah.
Selanjutnya, mengamati hiasan entitas dan kreasi indah dan halus yang terdapat di dalamnya, merasa senang untuk mengenal Pencipta Yang Mahaindah, dan merasa rindu untuk naik ke tingkatan hudhur (hadir) di sisi Sang Pencipta Yang Mahasempurna sekaligus mendapat tatapan-Nya.
Sumber: Iman Kunci Kesempurnaan halaman 43-44