Begini Cara Menjadi Manusia Kuat Menurut Ulama Turki
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Ulama dan cendikiawan yang masyhur dari Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan bahwa di alam ini manusia menyerupai anak kecil kesayangan yang lemah. Namun dalam kelemahannya tersimpan kekuatan besar, dan dalam ketidakberdayaannya terdapat kemampuan yang menakjubkan.
Sebab, kata Nursi, lewat kekuatan lemahnya itu dan lewat kemampuan ketidakberdayaannya seluruh entitas ditundukkan untuknya.
"Jika manusia menyadari kelemahannya lalu meminta kepada Tuhan, baik lewat lisan, keadaan, maupun perilakunya, kemudian ia menyadari ketidakberdayaannya sehingga meminta tolong kepada Tuhannya seraya bersyukur karena alam ditundukkan untuknya, maka ia akan diberi taufik untuk dapat menggapai permintaannya," jelas Nursi.
Baca Juga: One Piece: Apakah Gorosei Itu Manusia?
Dia melanjutkan, semua maksudnya menjadi tunduk serta impiannya akan terwujud. Sementara dia dengan kekuatannya sendiri tidak dapat meraih seperseratusnya. Namun kadang keinginan yang dicapai lewat doa lisan hal ia nisbatkan pada kemampuannya sendiri.
Nursi pun memberikan contoh: Kekuatan yang terpendam dalam kelemahan anak ayam membuat sang induk menyerang singa. Lalu kekuatan yang tersimpan dalam kelemahan anak singa membuat sang induk yang buas mengalah untuk dirinya di mana ia rela menahan lapar demi anak-anaknya.
"Jadi, kekuatan besar yang terdapat dalam kelemahan layak diperhatikan," kata Nursi.
Baca Juga: Arti Nama Bawean, Pulau Mungil di Sebelah Utara Gresik
Bahkan, lanjut dia, wujud manifestasi rahmat dalam kelemahan tersebut patut dicermati dan dikagumi. Sebagaimana dengan kelemahan, anak kecil yang manja mendapatkan kasih sayang orang lain. Dan dengan tangisannya, ia memperoleh permintaannya.
Maka, menurut Nursi, orang-orang kuat dan para pembesar pun tunduk padanya, sehingga ia bisa memperoleh apa yang tidak bisa diraihnya satu pun dari seribu keinginannya dengan kekuatannya yang kecil. Dengan demikian, kelemahan dan ketidakberdayaannya itulah yang menggerakkan dan membuat pihak lain mengasihi dan melindunginya.
Bahkan, tambah Nursi, dengan telunjuknya yang kecil, ia dapat menjinakkan orang-orang besar. Andaikan anak kecil itu mengingkari kasih sayang tadi lalu menyangkal perlindungan tersebut di mana dengan sangat bodoh dan sombong ia berkata, “Akulah yang menundukkan semua orang kuat itu dengan kemampuan dan kehendakku sendiri,” tentu saja ia layak mendapat tamparan dan peringatan.
Sumber: buku "Iman Kunci Kesempurnaan" terbitan Risalah Nur Press halaman 39-40