Agama

Rektor UIN Jakarta: Kita Perlu Hidupkan Lagi Budaya Betawi

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Asep Saepudin Jahar dalam Pembahasan Hasil Penerjamahan Alquran bahasa Betawi di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

JAKARTA -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar yakin masih banyak budaya, tradisi, kebiasaan, dan khazanah Betawi yang perlu dihidupkan. Dia pun mengusulkan agar diselenggarakan kontes budaya dan khazanah Betawi pada skala pertemuan internasional.

“Pakaian, pencak silatnya, tradisi pernikahannya, atau makanannya perlu diungkap. Bahkan tata cara penyelesaian sengketa ala Betawi pun perlu digali,” ujar Asep saat memberikan sambutan pada Pembahasan Penerjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Kita perlu menghidupkan kembali budaya Betawi ini agar tidak hilang tergerus zaman,” ucap dia.

Lebih lanjut, Asep pun menyambut baik Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi yang dilakukan Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag). Menurut dia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga berperan penting dalam mendorong terbitnya terjemahan Alquran bahasa daerah ini.

“Kampus memberikan dukungan melalui kontribusi dan kolaborasi para ahli di Pusat Studi Betawi UIN Jakarta,” kata Asep.

Sebagai lembaga, UIN Jakarta dan Puslitbang LKKMO memiliki tanggung jawab untuk melestarikan bahasa dan budaya Betawi dalam konteks Alquran. Oleh karena itu, pihaknya sangat senang bisa berkontribusi aktif dalam menghadirkan Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi.

“Terjemahan Alquran Bahasa Betawi memiliki irisan-irisan bahasa serta budaya yang perlu dipahami anak muda. Bahkan generasi tua dapat memahami secara orisinal kandungan dan makna Al-Qur’an dalam konteks bahasa Betawi sebagai bahasa ibu,” jelas Asep.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Moh. Isom mengatakan penerjemahan itu berawal dari kesadaran tentang pentingnya mendekatkan masyarakat dengan Alquran.

Isom berharap dengan adanya terjemahan A-Qur’an bahasa daerah dapat mendorong masyarakat untuk memahami kitab sucinya. “Selain itu, termotivasi untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Asep.

 

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Scribo Ergo Sum - Sampaikanlah walau satu berita