MOOC Pintar, Menag: Bukti Keberhasilan Program Transportasi Digital
JAKARTA -- Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi capaian MOOC Pintar yang telah berjalan selama dua tahun. Menurut Menag, platform ini mampu mempercepat pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) yang berjumlah lebih dari 3 juta orang.
“Platform MOOC Pintar adalah bukti keberhasilan program transformasi digital di Kementerian Agama. Terlihat dari terbentuknya ekosistem layanan berbasis teknologi yang murah, terjangkau, efisien, dan melayani,” ujar Menag dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (12/7/2024).
Dia pun membandingkan kondisi dulu dan kini. Jika waktu lampau peserta harus menunggu puluhan tahun untuk mengikuti pelatihan, kini ASN dan masyarakat yang ingin mengembangkan kompetensi bisa ikut pelatihan kapan pun mau dan di mana pun berada.
“Semoga MOOC Pintar dapat selalu menebar manfaat bagi umat,” ucap Menag.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Suyitno mengutarakan rasa bangga atas kehadiran MOOC Pintar. Menurut dia, platform tersebut terbukti bisa memenuhi tugas organisasi, terutama di lingkungan Kemenag.
“MOOC Pintar menjadi media bagi Kementerian Agama (Kemenag) untuk melayani masyarakat, para ASN, guru, penyuluh, penghulu, dan lainnya dalam mengembangkan kompetensi,” ujar Suyitno dalam video ucapan selamat untuk MOOC Pintar.
Menurut Suyitno, sebelum ada MOOC Pintar, Kemenag hanya bisa melayani pelatihan untuk puluhan ribu peserta dalam satu tahun. Namun, setelah ada MOOC PIntar, Kemenag bisa melayani hampir 2 juta peserta dalam satu tahun.
“Mooc Pintar menjadi solusi untuk siapa saja yang ingin menuntut ilmu dengan waktu yang fleksibel. Karena belajarnya bisa kapan saja dan di mana saja,” kata dia.
Saat ini, MOOC Pintar telah memiliki 41 jenis pelatihan, terdiri dari 30 jenis pelatihan pendidikan dan 11 pelatihan keagamaan. Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag (Sesban) Arskal Salim mengatakan, teknologi tidak bisa menggantikan peran guru; tetapi teknologi di tangan guru yang hebat akan menjadi transformasional.
“Hari ini kita sudah melihat transformasi itu muncul, mengubah dunia,” ujar dia.
Lebih lanjut, Arskal mengatakan bahwa sebelum pandemi, pelatihan dilaksanakan secara klasikal. Dengan metode konvensional tersebut, ada keterbatasan jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya.
“Dulu peserta pelatihan yang bisa mengikuti diklat sangat terbatas. Terjadi antrean yang cukup lama bagi ASN maupun Non ASN Kemenag yang hendak meningkatkan kompetensinya,” ucap dia.
Tapi sekarang, kata Arskal, dengan adanya MOOC Pintar jumlah peserta pelatihan meningkat dengan signifikan. Berdasarkan data, tercatat 1,3 juta peserta dalam kurun waktu dua tahun.
“Manfaat MOOC Pintar juga terlihat dari efesiensi anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Ini pencapaian yang luar biasa,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki menjelaskan, MOOC Pintar yang dikembangkan sejak 2022 telah berhasil mencetak 30.168 peserta di tahun pertamanya. Jumlah tersebut mengalami fluktuasi dengan jangkauan hingga 1.332.907 peserta sepanjang tahun 2022-2024.
“Selain jumlah peserta yang banyak, MOOC Pintar juga terbukti mampu mengefisienkan anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Jika dikonversi dengan jumlah peserta pelatihan tatap muka, ini setara dengan 33.622 kelas,” ujar Mastuki.
“Kini MOOC Pintar telah memiliki 41 jenis pelatihan, yang terdiri dari 30 jenis pelatihan pendidikan dan 11 pelatihan keagamaan,” ucap dia.
Ke depan, lanjut Mastuki, pengembangan kompetensi di MOOC Pintar akan diperluas melalui fitur baru yang hadir secara kolaboratif. Jenis layanan tidak hanya pelatihan, tapi juga pengembangan kompetensi lainnya yang berbentuk klinik pengetahuan dan knowledge sharing.
"Inovasi kelembagaan perlu kolaborasi dari berbagai pihak, sebab saat ini bukan lagi zamannya ego sektoral. Selain digital leadership, perlu juga membangun collaborative leadership untuk kemajuan lembaga,” kata Mastuki.