Idul Fitri, LDII Gemakan Pesan Toleransi dan Persatuan dari Sabang Sampai Merauke
JAKARTA -- Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di seluruh Indonesia melaksanakan sholat Idul Fitri 1445 Hijriyah pada Rabu (10/4/2024) di berbagai lokasi di Indonesia. Data yang dihimpun DPP LDII menyebutkan, warga LDII di seluruh Indonesia menggelar sholat Id di ribuan lokasi di 38 provinsi dari Sabang sampai Merauke.
“Menyambut Hari Kemenangan ini, warga LDII di seluruh Indonesia melengkapinya dengan salat Ied. Nasihat usai khotbah sholat Id, diisi dengan pesan-pesan toleransi, persatuan dan kesatuan, serta saling menghormati dalam berkeyakinan,” ujar Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso dalam siaran pers yang diterima, Jumat (12/4/2024).
Tema tersebut selalu relevan dengan perjalanan bangsa Indonesia, yang terdiri dari beragam suku, agama, dan ras. Bangsa Indonesia pun di era modern ini juga kian menyadari ikatan kebangsaan yang merajut keberagaman tak selamanya kokoh.
“Sifat pluralisme yang berbeda satu sama lain, berhasil disatukan bangsa Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” ucap Kiai Chriswanto.
Namun, Kiai Chriswanto juga mengingatkan ideologi transnasional bisa terus menggerus “4 Pilar Konsensus Bangsa”, apalagi dipertajam dengan isu-isu ketimpangan ekonomi atau pembangunan.
“Maka, pesan kuat Idul Fitri dari DPP LDII adalah toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta penghormatan terhadap keyakinan. Dengan tiga hal itu, nasionalisme dapat diperkuat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,” kata Kiai Chriswanto.
Ia berpendapat, dengan menganut demokrasi tiga hal tersebut mendapat ruang dan dukungan baik dari pemerintah maupun rakyat Indonesia. Di dalam demokrasi, pemerintah memastikan rakyat mendapatkan hak-hak asasinya berupa hak hidup, beragama, berkeyakinan dan hidup sejahtera.
“Bahkan pemerintah juga memastikan melindungi hak hidup agama-agama dan berkeyakinan. Dan mayoritas melindungi minoritas, dan minoritas menghormati mayoritas. Itulah indahnya demokrasi,” jelas dia.
Menurut Kiai Chriswanto, di alam demokrasi berkeyakinan tidak boleh melalui paksaan. Untuk itu, sekelompok orang tidak boleh menyatakan paling benar lalu menyalahkan pihak lain di ruang publik, yang memicu kegaduhan.
“Termasuk pelarangan bagi kelompok tertentu untuk beribadah. Kecuali dengan jelas, terindikasi ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan yang lain, dan tidak memiliki komitmen kebangsaan,” ujar Kiai Chriswanto.
Sementara itu, Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya mengatakan, pesan mengenai toleransi, persatuan dan kesatuan, serta penghormatan terhadap keyakinan disuarakan LDII melalui tausiyah usai sholat Id di ribuan lokasi di seluruh Indonesia.
Selain kerap dilontarkan di pengajian-pengajian di majelis taklim LDII, penguatan kebangsaan melalui sholat Id bisa menjangkau khalayak yang lebih luas.
“Warga LDII bisa dipastikan hampir 100 persen hadir saat sholat Id, warga masyarakat di sekitar lokasi sholat Id juga bisa mendengarkan pesan-pesan kebangsaan tersebut,” ucap Dody.
DPP LDII, menurut dia, membuat tema kebangsaan tersebut sebagai materi untuk tausiyah usai sholat Id. Tema tersebut kemudian diperdengarkan kembali oleh para penasehat agama untuk para jamaah salat Id.
“Sehingga pesan berantai tersebut teramplifikasi dengan baik, menjangkau umat dan membangun kesadaran mengenai nasionalisme dan menghormati kebebasan beragama serta berkeyakinan,” kata Dody.
Tanpa penghormatan terhadap hak dasar itu, negara dan bangsa Indonesia sulit untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan sebagai modal pembangunan nasional. Peradaban modern hari ini, menurutnya ditantang oleh isu-isu rasisme dan radikalisme.
“Bila kita terjebak dalam isu-isu itu, kita seperti mundur 1.000 tahun ketika orang mempertentangkan agama untuk tujuan politik. Dan itulah yang membuat negara-negara besar di abad pertengahan mengalami kemunduran,” jelas Dody.
Dia pun menegaskan, keunikan bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk, merupakan modal besar dalam pembangunan nasional. Di sisi lain, perbedaan tersebut harus dikelola agar kita tetap satu sebagai bangsa.