Ribuan Rumah dan 32 Masjid di Pulau Bawean Terdampak Gempa
JAKARTA -- Gempa yang mengguncang beberapa daerah di Jawa Timur pada Jumat (22/3/2023) berpusat tidak jauh dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Akibat gempa berkuatan 6,5 magnitudo tersebut, ribuan rumah dan puluhan masjid di Pulau Bawean mengalami kerusakan.
"Rumah terdampak ada 3.541, dan masjid ada 32," ujar Ketua LP Maarif NU, Kiai Ali Subhan saat mengikuti rapat koordinasi awal penanganan Gempa Bawean, Sabtu (23/3/2024) malam.
Rapat koordinasi ini juga diikuti Ketua LPBI NU Maskut Candranegara, Ketua PCNU Bawean Kiai Fauzi Rauf, Pengurus Lazisnu Ending Syarifuddin, perwakilan Gusdurian Peduli, serta sejumlah relawan penanganan Gempa Bawean lainnya.
Pada Sabtu (22/3/2024) sekitar pukul 20.00 WIB, gempa susulan masih dirasakan oleh warga Bawean dengan kekuatan magnitudo 4.6. Banyak keluarga yang memilih tidur di luar rumah lantaran masih takut ada gempa susulan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi 180 gempa susulan yang terjadi di utara perairan Tuban dan sekitar Pulau Bawean. Karena lebih dekat ke Bawean, BMKG pun telah menyebut gempa tersebut sebagai Gempa Bawean.
Ketua PCNU Bawean, Kiai Fauzi Rauf mengatakan, warga Bawean masih mengungsi di tempat yang tinggi dan sebagian di tanah lapang tanpa ada tenda.
"Air dari mata air konsumsi warga menjadi keruh, gas menjadi langka, dan pesantren juga terdampak karena tidak bisa dipulangkan sebab keluarganya mengungsi," ucap Kiai Fauzi.
Ketua LPBI NU, Maskut Candranegara dan pengurus Lazisnu PBNU, Ending Syarifuddin menyatakan kesiapannya untuk membantu menangani gempa bumi ini. Bantuan sementata yang dibutuhkan warga Bawean saat ini adalah makanan, minuman, tenda, dan selimut.
"Lazis siap membantu. Yang di depan ada LPBI-NU," ujar Ending.