Forum Ulama dan Aktivis Islam Gelar Simposium Kebangsaan
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- Pengurus Besar Forum Ulama dan Aktivis Islam (PB Formula) menggelar acara Simposium Kebangsaan di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Senin (9/10/2023). Simposium ini mengangkat tema “Mewujudkan Indonesia Adil, Makmur, Sejahtera, dan Bermartabat”.
Sambutan diberikan oleh Ketum PB Formula Tuan Guru Dedi Hermanto dan Ketua Panitia Dewie Yasin Limpo. Simposium ini juga dihadiri Stafsus Mendagri Prof Muchlis Hamdi dan beberapa pejabat, akademisi, serta perwakilan ormas.
Ketua Panitia Dewie Yasin Limpo menjelaskan, Simposium Nasional Resolusi Kebangsaan ini digelar karena pemahaman masyarakat atas nilai-nilai kebangsaan sudah semakin menurun.
Baca Juga: 8 Kali Sanji Hampir Mati di One Piece
“Kita bisa menyaksikan banyaknya permasalahan bangsa ini seperti radikalisme, separatisme, penyebaran berita bohong (hoaks), dan ancaman perpecahan terus mengintai masyarakat dan bangsa Indonesia,” ujar Dewie dalam siaran pers yang diterima pada Selasa (10/10/2023).
Bahkan, lanjut dia, dalam konteks demokrasi banyak sekali perilaku yang tidak dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang memadai, sehingga hanya menghasilkan model demokrasi prosedural saja setiap lima tahun sekali.
“Demokrasi juga sarat dengan distorsi ketika nilai-nilai wawasan kebangsaan diabaikan para elit,” ucap dia.
Baca Juga: 7 Pernyataan Sikap PBNU terkait Konflik Palestina-Israel
Sebagai garda terdepan penjaga peradaban, menurut dia, ulama dan aktivis harus berada pada posisi terdepan dalam menjadi solusi permasalahan bangsa ini.
“Ulama sudah seharusnya berperan sebagai perekat umat dan bangsa dengan kontribusi keulamaan dan keteladanan moralitasnya sekaligus sebagai pengontrol dan penyampai kritik sosial konstruktif terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah yang dipandang perlu diluruskan dan ditingkatkan,” kata Dewie.
Namun, menurut dia, kondisi ulama masih terpecah-pecah oleh situasi politik yang menambah kerumitan situasi ini. Padahal, peran ulama sangat strategis memberikan penyadaran dan pemahaman tentang pentingnya kondisi bangsa yang penuh kasih dan toleran.
Baca Juga: Habib Hasan Baharun, Ulama dan Jurkam Partai NU dari Bangil
“Bahkan, ulama diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk tidak terpecah belah. Dari situlah maka dibutuhkan sebuah resolusi kebangsaan membawa ke situasi yang kembali dicita-citakan bersama,” jelas Dewie.
Dalam tahun politik ini, lanjut dia, tokoh-tokoh bangsa harus memiliki solusi. Karena, pada tahun-tahun yang lalu, nilai-nilai kebangsaan tidak lagi menjadi acuan sebagian pemangku kebijakan. “Hal ini terbukti dengan semakin panjangnya kasus mafia hukum dan kasus kriminalisasi di lingkaran kekuasaan, di mana akhirnya negara tidak mempunyai acuan filosofis kebangsaan dan kenegaraan,” kata Dewie.
Dia menambahkan, NKRI saat ini tengah dikepung oleh perilaku menyimpang sebagian penyelenggara negara, ideologi asing dan saling fitnah anak bangsa. Untuk itu, kata dia, para tokoh bangsa harus benar-benar nyata dalam memberikan solusi kebangsaan.
“Para ulama dan aktivis Islam sudah waktunya kita satukan barisan melalui resolusi kebangsaan ini. Sudah waktunya tidak ada lagi sekat pembeda antar ulama dari berbagai macam golongan,” ujar Dewie.
Baca Juga: Manchester United Kalah Terus, Youtuber IShowSpeed Beralih Jadi Fans Al Nassr
“Melalui Forum Ulama dan Aktivis Islam kita jadikan wadah bersama untuk kembali meneguhkan nilai-nilai kebangsaan,” tutupnya.