Kemenag Hidupkan Tradisi untuk Perkuat Syiar Islam Akomodatif
JAKARTA -- Dalam momentum Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024 M, Kementerian Agama (Kemenag) menghidupkan tradisi lama sebagai upaya untuk menyiarkan Islam yang akomodatif. Melalui Direktorat Penerangan Agama Islam, Kemenag mensyiarkan Islam melalui kegiatan “Kirab Takbir Syiar Budaya Islam” di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (9/4/2024) malam.
Kirab Takbir yang diikuti ribuan warga Jakarta ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, seperti santunan anak yatim dan dhuafa, rampak beduk, pawai obor, serta penampilan hadrah dan makan gratis bagi pengunjung Masid Istiqlal. Kegiatan ini juga dihadiri Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, Menparekraf Sandiaga Uno, beberapa Duta Besar Negara sahabat, Baznas, dan lain-lain.
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan, kegiatan yang digelar pertama kali ini bertujuan untuk menghidupkan tradisi lama sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat syiar Islam yang akomodatif dan akrab dengan budaya lokal.
“Kami hendak menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam menyatukan antara nilai-nilai keagamaan dengan kekayaan budaya bangsa,” ujar Zayadi dalam siaran pers, Jumat (12/4/2024).
Dia menjelaskan, pawai obor, yang merupakan bagian dari tradisi kirab takbir, tidak hanya menjadi perwujudan semangat kemenangan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, tetapi juga mengandung pesan-pesan kebersamaan, persaudaraan, dan keberagaman yang menjadi bagian integral dari ajaran Islam.
Menurut Zayadi, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kementerian untuk memperkuat pemahaman bahwa Islam tidaklah bertentangan dengan budaya lokal, melainkan sebaliknya, merupakan ajaran yang merangkul dan menghormati keberagaman budaya yang ada.
"Kami ingin menyampaikan pesan bahwa Islam adalah agama yang akomodatif dan menghargai budaya setempat. Melalui Kirab Takbir Syiar Budaya Islam ini, semoga menjadi langkah awal yang berkelanjutan dalam memperkokoh harmoni antara keagamaan dan keberagaman budaya di Indonesia,” ucap Zayadi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Direktorat Seni Budaya dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati menambahkan, kegiatan Kirab Takbir ini merupakan ikhtiar untuk melestarikan budaya lokal di tengah gempuran kemajuan teknologi informasi.
“Di era digital ini, kami berkomitmen untuk senantiasa melestarikan seni dan budaya lokal. Dengan spirit moderasi beragama, kami berharap kearifan lokal seperti Kirab Takbir ini dapat menggugah masyarakat agar tidak lupa dengan nilai-nilai kebudayaannya,” ujar Wida.
Dia pun mengajak kepada kaum muslim di berbagai daerah agar menghidupkan malam takbir Idul Fitri tahun ini dengan cara-cara yang baik, sehingga makna malam istimewa tersebut membuahkan berkah yang melimpah.
“Di malam yang mustajab ini, mari mengagungkan nama Allah dengan cara-cara baik. Semoga Kirab Takbir Syiar Budaya Islam ini menjadi washilah keberkahan bagi bangsa dan negara kita,” jelas Wida.