Di Mana Sumber Energi Keridhaan Allah?
BOYANESIA.REPUBLIKA.CO.ID -- JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy menjelaskan tentang sumber keridhaan Allah SWT. Menurut Kiai Azaim, ridha Allah terletak pada sosok Nabi Muhammad SAW.
“Sumber energi keridhaan itu Allah letakkan pada sosok yang paripurna, ada pada diri baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,” ujar Kiai Azaim dikutip dari kanal Youtube Al Wafa Tarim, Sabtu (23/9/2023).
Kiai Azaim mengatakan, tidak ada satupun level tertinggi dari orang-orang shaleh, kecuali semakin mendekati akhlak nabi, lisannya mendekati lisan sabda Nabi, cara berpikirnya mengikuti ajaran Nabi, dan spiritual ruh suasana batinnya juga mencerap rahasia keberkahan ruh baginda Nabi.
Baca Juga: Pantai Mayangkara, Hamparan Pasir Putih Tersembunyi di Pulau Bawean
“Itu yang menjadi energi, menarik magnet kebaikan bagi kita mendapatkan ridha Allah subhanahu wa ta'ala dan membersamai orang-orang sholeh ini adalah jalan menempuh puncak keridhaan tertinggi itu,” ucap cucu pahlawan nasional KHR As’ad Syamsul Arifin ini.
Untuk mengenal Nabi Muhammad, menurut dia, umat Islam tentu harus mengenal juga orang-orang sholeh yang menjadi perantara. “Bagaimana kita bisa mengenal nabi tanpa mengenal orang-orang yang telah menjadi perantara, penghubung kita kepada nabi? Karena ada sekitar 15 abad kita terpisah dari daerah terbaik ini,” kata Kiai Azaim.
Dia menuturkan, sudah belasan abad lalu umat Islam sekarang ini terpisah dengan zaman nabi, yang disebut sebagai generasi terbaik. Setelah zaman Nabi, kemudian ada generasi sahabat, para tabiin, dan tabiit-tabiin.
Baca Juga: Kemenag Buka Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023, Begini Cara Daftar dan Syaratnya
“Maka tanpa mengikuti tangga zaman itu, mustahil bagi kita untuk mencapai secara sempurna kepada sejarah kehidupan dari Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam,” jelas Kiai Azim.
Karena itu, tambah dia, untuk mengenal Nabi Muhammad, umat Islam harus melalui perantara seorang guru, masyayikh, para kiai, para ulama atau para habaib.
“Melalui guru kita, melalui para masyayikh, para kiai, para habaib yang mengenal betul sejarah itu, mengantarkan kita kepada sosok baginda Nabi Muhammad, sehingga sedikit atau banyak perilaku kita sudah mencerap sosok idola terbaik ini sepanjang zaman,” ujar dia.
“Tidak ada idola terbaik kecuali baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,” ucapnya.